People every day to eat from the mouth down, filling her stomach. Is it every day to eat from the mouth upwards, filling his brain (learning)?
(
Meladee McCarty)

Minggu, 02 Januari 2011

Laporan CNC

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. TUJUAN PERCOBAAN
A. Tujuan instruksional umum
1. Mengetahui cara pengoprasian mesin CNC TU-3A
2. Mengetahui jenis-jenis pengerjaan yang dilakukan pada mesin CNC TU-3A
3. Mengetahui program CNC-TU-3A dengan benar
4. Mengetahui bagian –bagian serta fungsi dari mesin CNC TU-3A
5. Mengetahui fungsi-fungsi perintah dalam program tersebut


B Tujuan Instruksional umum
1. Dapat merancang benda kerja sendiri dengan hasil produk yang efesien terhadap waktu
2. Dapat menentukan titik referensi dengan benar
3. Dapat menjalankan mesin CNC TU-3A
4. Dapat membuat program baik absolute maupun incremental dengan baik dan benar
5. Dapat mengetahui alat dan peralatan yang dipergunakan dalam mesin CNC TU-3A
C. Tujuan dalam bidang industri
1. Dapat digunakan untuk membuat ukuran –ukuran pada aluminium datar secara massal dan bervariasi
2. Dapat digunakan sebagai salah satu sablon atau stempel secara bervariasi
3. Dapat membuat pipa dari aluminium
4. Dapat meningkatkan produksi dalam industri
5. Penggunaan waktu yang lebih efesien



1.2 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Merancang dan menentukan benda kerja yang diinginkan
2. Membuat program sesuai dengan bentuk program yang diinginkan
3. Memasang pahat yang diinginkan
4. Benda kerja diletakkan pada pencekam yang terdapat pada meja hantaran, dicekam dengan keras dan benar
5. Mengaktifkan mesin dengan memutar kunci saklar utama searah jarum jam ke posisi “ON”
6. Mengatur kecepatan spindle yang diinginkan
7. Menset titik referensi dari benda kerja ke arah sumbu X,Y,Z dengan langkah:
o Sumbu X : Geser pahat sampai menyentuh permukaan benda pada
sumbu X kemudian tekan DEL.
o Sumbu Y : Geser pahat sampai menyentuh permukaan benda pada
sumbu Y kemudian tekan DEL.
o Sumbu Z : Geser pahat sampai menyentuh permukaan benda pada
sumbu Z kemudian tekan DEL.
8. Ketik program kedalam computer dengan tepat dan benar
9. Saklar distel kearah CNC untuk program otomatris.
10. Setelah pengetikan selesai, kemudian program yang telah diketik tersebut di cek dengan tombol M, selanjutnya jika terjadi kesalahan dapat segera diperbaiki.
11. Setelah dicek dan ternyata tidak ada kesalahan, barulah ditekan tombol START untuk memulai pengerjaan secara CNC .
12. Pada waktu pengerjaan, tombol darurat harus senantiasa siap untuk ditekan, jika sewaktu-waktu terjadi kesalahan yang tidak diinginkan
13. Setelah pengerjaan selesai, pahat digeser menjauhi benda kerja supaya aman kemudian mesin dimatikan dengan memutar saklar utama, ke posisi “OFF”.
14. Benda kerja dilepaskan dari pencekam
15. Membersihkan mesin dari geram- geram yang terbuang setelah pemotongan selesai.
1.3 SEJARAH MESIN CNC
Kendali numeris bukanlah hal yang baru. Pada awal 1808 mesin tenun telah menggunakan kartu merah dengan lubang yang mengontrol kain yang diproduksi. Setip jarum pada mesin dikendalikan oleh ada tidaknya lubang pada kartu –kartu tersebut diprogramkan untuk mesin. Jika lubang ditukar maka bentuknya juga akan berubah.
Perkembangan komputer merupakan hal yang penting dalam kemdali numeric pada tahun 1943, komputer pertama diciptakan yang bernama ENVAC yang berukuran sangat besar. Pada tahun 1948 ditemukan transistor sebagai tabung udara.
Di Trevorche Michigan, Jhon Person bekerja dengan metode pemeriksaan tempelate yang kemudian mendapatkan kontrak dengan angkatan udara Amerika Serikat untuk memproduksi system control otomatis.
Pada awal tahun 111960-an, mesin numeric menjadi hal yang umum pada industri. Hingga sekitar tahun 1976, mesin CNC diproduksi dengan kontrol oleh microporeson untuk meningkatkan kemampuannya. Juga ditambah dengan memori pengembangan pada teknologi akhir tahun 1970-an dan 1980-an membuat biaya mesin kendali numeric lebih rendah dimana seluruh industri tidak dapat berproduksi tampaknya.
Karena mesin CNC merupakan yang memakai system kendali numeric yang canggih, maka diperlukan operator yang memiliki pengetahuan yang baik tentang pengrtahuan dan pengoprasian mesin tersebut.
Hal penentu sebenarnya dalam teknologi komputer adalah ditemukannya transistor pada tahun 1948. Transistor ini merupakan penganti lubang kerja yang memiliki tingkat teknologi yang lebih tinggi. Bentuk transistor ini sangat kecil, murah, menggunakan sedikit tenaga dan menghasilkan sedikit panas. Hal ini merupakan sifat dari pengganti sempurna bagi pipa kosong.
CNC juga dilengkapi dengan memori. Tipe pembelian mesin CNC yaitu dengan langkah program sederhana (blok) pada waktu mengeksekusinya. Jadi mesin dapat dijalankan dengan program.
1.4 LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi dalam era globalisasi dan era milinium baru menuntut sumber daya manusia yang benar-benar telah siap menghadapi era milinium baru, terutama di Negara yang menguasai bagian dari kecanggihan dan yang mengglobal. Hal ini menimbulkan polemic bagi sumber daya manusia itu sendiri. Sebab timbul suatu perubahan sosial.
Komputerisasi yang merupakan media dan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan sekedar media dam alat peneliti, melainkan telah berkembang pesat sebagai sarana informasi. Bahkan menjadi pengendali bagi industri. Dapat juga digunakan untuk keperluan teknik misalnya konstruksi mesin.
CNC merupakan salah satu control /istem pengendali bagi analisa numeric pemasukan kata demi kata (program) ke dalam komputer mesin berupa angka atau nomor tertentu yang dapat di transfer kedalam bahasa program sebagai bahasa mesin
Sebagai mahasiswa mesin, kita dituntuk untuk mengerti dan memahami cara menjalankan mesin dan mengerjakan program yang akan dimasukkan sebagai data dan diolah serta dikaluarkan dalam bentuk perintah.
Sehingga praktikan CNC diberikan latihan dan cara untuk mengoprasikan mesin, membuat program dengan benda kerja yang dihasilkan, khususnya pengetahuan mengenai mesin pengendali numeric sangat dianggap perlu bagi kebutuhan akan personal operator mesin kendali numeric yang terdidik akan meningkat tajam dimasa yang akan dating. Hampir semua bidang pengerjaan seperti manajer baik kontraktor, pekerja terampil dan lain-lain, akan dihadapkan dengan teknologi ini.
Dalam penelitian ini diberikan latihan dan cara untuk mengoperasikan mesin, membuat program yang sesuai dengan benda kerja yang dihasilkan.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 URAIAN KHUSUS TU-3A
1. Definisi
Mesin CNC TU-3A adalah salah satu mesin CNC yang memungkinkan pemotongan benda kerja dilakukan dengan tiga dimensi (x,y,z). Laju pergerakan pahat terhitung dalam skala 1:0,01 mm yang merupakan skala terkecil untuk mendapatkan dimensi benda kerja yang baik dan tepat.
Pergerakan pahat dapat dlakukan secara linier (lurus), radius (melingkar). Meja hantaran spindel bergerak secara tiga dimensi sesuai program yang akan di input. Kecepatan gerakan dan asutan dapat diatur sesuai kehendak operator. Demikian pula dengan kecepatan spindelsehingga memungkinkan pengerjaan benda kerja dalam radius waktu relatif singkat.
Mesin CNC TU-3A merupakan mesin menggunakan numeric komp secara terkontrol dan otomatis, yang pada bagiannya hampir sama dengan mesin fris tegak. Pahat-pahat CNC TU-3A tersedia dalam bentuk yang bervariasi, yang memungkinkan banyak pengerjaan yang dapat dilakukan. Perlengkapan lain adalah sistem alarm otomatis dan tombol darurat yang menyebabkan mesin sensitif terhadap keadaan darurat.







2. Sistem persumbuan
Pada mesin CNC TU-3A terdapat pergerakan 3 dimensi. Kode persumbuan yang digunakan untuk mesin CNC TU-3A adalah x,y,z. Ada dua sistem persumbuan pada mesin ini, tergangtng pada letak posisi mata pahat, yaitu vertikal dan horisontal.




Sistem persumbuan tergantung pada letak mata pahat potong, dilihat dari garis sumbu z. Ketiga sumbu x,y,z dapat mempunyai nilai positif maupun negatif. Nilai tersebut akan menentukan arah gerakan potong. Untuk sistem persumbuan horisontal, dan nilai x,y,z positif maka gerakan yang dilakukan adalah memanjang kekanan, vartikal keatas, melntang kebelakang, dan jika nilai x,y,z negaif arah pergerakannya adalah kebalikannya.
3. Sistem perpahatan
Pahat CNC TU-3A tersedia dalam bentuk berfariasi yang memungkinkan banyak pengerjaan. Pergerakan pahat dapat dilakukan secara linier (lurus), radius (melingkar) dan vertikal.
Dalam jangka waktu tertentu, perkakas potong dapat mengalami kerusakan, hal ini disebabkan oleh:
a. Tidak sesuainya bahan pahat dan bahan benda kerja.
b. Tidak sesuainya antara kecepatan potong yang diberikan karena kecepatan potong yang tinggi menentukan umur pahat potong.
c. Kedalaman pemotongan yang sangat besar menyebabkan tekanan pahat potong dengan benda kerja makin tinggi.
d. Kurangnya media pendingin yang mengenai pahat potong.
Kriteria menentukan umur pahat :
a. Jenis bahan pahat potong
b. Bahan dari benda kerja
c. Jenis pengerjaan yang dilakukan
d. Kecepatan potong dan dalamnya pemakanan.
Pemeliharaan umur pahat.
Untuk melakukan pemeliharaan pahat potong ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
a. temperatur : apabila penggunaan pahat potong dilakukan secara terus-
menerus,maka akan mengalami kerusakan/ausnya mata pahat.
b. Korosi : setiap material besi bisa saja terkena korosi, termasuk pahat
potong. Oleh karen itu perlu adanya pembersian mata pahat setelah pemakaian.
c. Konsentrasi tegangan : pada saat pengerjaan benda kerja, pahat potong mengalami konesntrasi yang terjadi beberapa kali,
sehingga kerusakan sulit untuk bisa dihindari untuk itu
diperlukan fluida pendingin.
4. Media pendingin
Perbaikan aksi pemotonganmungkin dilakukan dengan menggunakan benda pahat, cairan emlsi/gas dalam proses pemotongan, maka akan terjadi panasyang tinggi sebagai akibat dari gesekan, dan jika suhu dapat dikendalikan maka permukaan logam akan cenderung untuk melekat satu sama lain. Sehingga perlu dipergunakan media pendingin untuk:
a. Mengurangi gesekan antara serpihan pahat dengan benda kerja.
b. Suhu pahat dan benda kerja.
c. Mencuci bersih dari serpihan.
d. Memperbaiki penyelesaian permukaan.
e. Menjaga umur pahat.
f. Menurunkan daya yang diperlukan.
g. Mengurangi kemungkinan korosi pada benda kerja.
h. Membantu terjadinya pengelasan serpih kepada pahat.

Suatu media pendingin tidak boleh menimbulkan penolakan secara psikologis kepada operator, tidak merusak mesin, dan stabil. Harus juga memiliki karakteristik perpindahan panas tidak menguap, tidak berbuih dan melumasi serta mempunyai suhu nyala tinggi.
Jenis-jenis mata pahat potong
1. Pahat biasa
Bentuk piringan yang hanya memiliki sisa pada sekeliling.
2. Pemotong fris samping
Mirip dengan pemotong fris dalam, kecali letaknya disamping.
3. Pemotong gergaji pembelah logam
Mirip pemotong fris datar/samping kecuali pembuatannya sangat tipis.
4. Pemotong fris bentuk
Sisa pemotongannya diberi sudut bentuk khusus.
5. Pemotong fris sudut
Dibuat untuk pemotong sudut tunggal maupun sudut ganda.
6. Pemotong celah.
Mempunyai pemotong dasar kecil.




Jenis-jenis pencekan
Pencekam alat-alat potong
a. pencekam dengan cekam kolet.
Pencekam model ini kapasitasnya dalam inchi dan metrik yang tertera pada kolet. Tidak dapat mencekam alat potong yang lebih kecil atau lebih besar dari yng tetera.






b. Pencekam dengan arbor pisau jari kerang.
Arbor ini dapat mencekam alat potong dengan lubang sampai 16mm. Empat buah kolarnya memngkinkan penyetelan pisau fris yang berbeda.







Pencekam benda kerja.
a. Batang-batang pencekam.
Batang-batang pencekam ini dipasang pada meja besi, tergantung pad benda kerjanya.





b. Ragum mesin dengan pembatas.
Lebar mulut 60mm.




c. Blok cekam bertingkat.
Tinggi=60mm. Untuk mencekam benda kerja diperlukan sekurang-kurangnya dua blok.





TYPE-TYPE MESIN CNC
a. Mesin CNC plasma.
Mesin pemotong CNC plasma menggunakan NC untuk mengatur senteran potong plasma. Plasma ini dihasilkan dengan melewatkan gas melalui busur listrik. Gas ini diionkan dengan busur dan pada temperatur yang tinggi. Busur ini dihasilkan, yang mana diperbolehkan logam besi dan logam non besi.
b. Mesin pembentuk pegas CNC
Mesin CNC pembentuk pegas membuat pegas dengan menggulungkan rata atau pegas melingkar baru ke dalam bentuk yang melalui penggunaan dan cetakan. Cetakan ini diposisikan oleh NC dan dapat menghasilkan ribuan dalam tiap jamnya.
c. Mesin pemotong laser CNC
Mesin ini mirip dengan mesin plasma dengan lampu koheren sebagai alat dan dapat memotong bahan plat ke dalam bentuk berseluk ladum.
d. Mesin pusat vertikal
Menggunakan pengaturan kontrol numeric dan merubah alat automatic dengan bermacam ciri untuk meningkatkan kemampuan dan keunggulan produksi.
e. Mesin pusat permesinan horisontal.
Merupakan mesin fris horisontalyang dikontrol secara numeris. Mesin ini mempunyai kemampuan yang mirip dengan mesin CNC pusat permesinan vertikal.
f. Mesin pusat vertikal akses (variax)
Dioperasikan dalam penunjuk serempak yang berbeda-beda. Variax ini mungkin adalah mesin multi akses yang akan datang. Kemampuan vertikal akses memperbolehkan variax untuk bergerak dan mengatur pahat potong dalam banyak arah.








DATA TEKNOLOGI

1. Kecepatan potong (Vs)


Vs = keceptan potong
d = diameter benda kerja
s = jumlah putaran sumbu utama
Kecepatan potong maksimal yang diizinkan tergantung pada:
- Bahan benda kerja
Makin tinggi kekuatan bahan, makin rendah kecepatan potong.
- Bahan pahat
Pahat karbida memungkinkan kecepatan potong yang lebih tinggi dari pahat IISS.
- Besaran asutan
Makin besar asutan makin kecil kecepatan potong.
- Dalamnya pemotongan
Makin besar dalamnya pemotongan, makin kecil kecepatan potong.

2. Jumlah putaran (S)
Dari kecepatan potong dan diameter benda kerja, anda hitung jumlah putaran sumbu utama.


3. Perhitungan asutan
Pada TU-3A andamemprogram asutan dalam mm/menit.

Konversi :

F (mm/men) asutan dalam mm/menit
S = jumlah putaran sumbu utama
F (mm/put) = asutan dalam mm/put

Kesimpulan




















BAB III
DATA MESIN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN

3.1 DATA MESIN CNC TU-3A
1. Kecepatan potong (Vs)


Dimana : Vs=kecepatan ; d=diameter; s=jumlah putaran sumbu utama.
Kecepatan potong tergantung pada:
- Bahan dari benda kerja, makin rendah kecepatan potongnya makin tinggi tahanan dari benda kerja.
- Bahan alat potong: alat-alat potong dari karbid memungkinkan kecepatan potong yang lebih tinggi dari pada alat potongn dari HSS.
- Besarnya asutan: makin besar asutan semakin kecil kecepatan potong .
- Dalamnya pemotongan : makin dalam pemotongan makin kecil kecepatan potong.
2. Kecepatan sumbu utama
Perhitungan kecepatan sumbu utama mesin fris dari kecepatan potong dan
diameter pisau frisnya.

S (rpm) =


3. Perhitungan asutan
Pada TU-3A program asutan dalam mm/menit dimana F=S x F (mm/put).
4. Pemilihan jumlah putaran pada TU-3A
Tenaga motor tergantung pada jumlah putarannya oleh karena itu pilihan tingkat transmisi dari penggerak pulley, sehingga jumlah putaran motor berada pada jenjang daya optimal contoh:
o jumlah putaran potong kasar 600 put/menit
o jumlah putaran potong halus 800 put/menit.

3.2. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
3.2.1 Alat yang digunakan
1. Mesin CNC TU-3A
2. Kunci penguat, berfungsi untuk menggerakkan catok benda kerja.
3. Kertas grafik
4. Mistar untuk mengukur benda kerja
5. Pengganjal sebagai pengalas benda kerja agar tidak goyang.
6. Kuas untuk membersihkan geram-geram.
7. Kain lap untuk membersihkan mesin.
3.2.2 Bahan yang digunakan
Batang logam aluminium dengan dimensi :
o Panjang : 100 mm
o Lebar : 50 mm
o Tebal : 10 mm



BAB IV
ANALISA PROGRAM DAN PEMBAHASAN
MESIN CNC TU-3A

4.1. ANALISA PROGRAM ABSOLUT
A. LEMBAR PROGRAM ABSOLUT
N G
(M) X
(F) (D) Y
(J) (K) Z
(K) F
(L) (T) (D) KETERANGAN
000 92 -300 -300 300
001 90
002 M03
003 00 1000 2500 300
004 01 1000 2500 -200
005 02 1154 3003 -200
006 M99 900 i 0 j 0 k
007 02 2020 3756 -200
008 M99 2063 i 1499 j 0 k
009 02 4860 4464 -200
010 M99 2840 i 5342 j 0 k
011 01 5160 4464 -200
012 02 8000 3756 -200
013 M99 0 i 6050 j 0 k
014 02 8866 3003 -200
015 M99 1197 i 2252 j 0 k
016 02 9020 2500 -200
017 M99 746 i 503 j 0 k
018 02 8866 1997 -200
019 M99 900 i 0 j 0 k
020 02 8000 1244 -200
021 M99 2063 i 1499 j 0 k
022 02 5160 536 -200
023 M99 2840 i 5342 j 0 k
024 01 4860 536 -200
025 02 2020 1244 -200
026 M99 0 i 6050 j 0 k
027 02 1154 1997 -200
028 M99 1197 i 2252 j 0 k
029 02 1000 2500 -200
030 M99 746 i 503 j 0 k
031 00 1000 2500 300
032 00 3950 2500 300
033 01 3950 2500 -200
034 01 3950 2550 -200
035 02 4187 3767 -200
036 M99 3250 i 0 j 0 k
037 02 5012 4497 -200
038 M99 1443 i 800 j 0 k
039 02 5837 3767 -200
040 M99 618 i 1530 j 0 k
041 02 6074 2550 -200
042 M99 3013 i 1217 j 0 k
043 01 6074 2450 -200
044 02 5837 1233 -200
045 M99 3250 i 0 j 0 k
046 02 5012 503 -200
047 M99 1443 i 800 j 0 k
048 02 4187 1233 -200
049 M99 618 i 1530 j 0 k
050 02 3950 2450 -200
051 M99 3013 i 1217 j 0 k
052 01 3950 2500 -200
053 00 3950 2500 300
054 00 2500 3700 300
055 01 2500 3700 -200
056 02 2682 4021 -200
057 M99 633 i 146 j 0 k
058 00 2682 4021 300
059 00 2500 3700 300
060 03 2500 3700 -200
061 03 2694 3428 -200
062 M99 3471 i 43 j 0 k
063 03 3478 3103 -200
064 M99 1625 i 2815 j 0 k
065 03 4896 2891 -200
066 M99 1418 i 4638 j 0 k
067 01 5196 2891 -200
068 03 0 3103 -200
069 M99 1418 i 4850 j 0 k
070 03 7398 3428 -200
071 M99 841 i 3139 j 0 k
072 03 7592 3700 -200
073 M99 153 i 315 j 0 k
074 03 7340 4145 -200
075 M99 877 i 202 j 0 k
076 00 7340 4021 300
077 M05
078 M30

B. PENJELASAN LANGKAH PROGRAM ABSOLUT
N00/ 92 : pergeseran titik referensi pada x=-300, y=-300, z=300.
N01/ 90 : pemrograman nilai absolut
N02/ M03 : spindel frais hidup searah jarum jam
N03/ 00 : gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=1000, y=2500, z=300
N04/ 01 : Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=1000, y=2500, z=-200
N05/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=1154, y=3003, z=-200
N06/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=900i, y=0j, z=0k
N07/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=2020, y=3756, z=-200
N08/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=2063i, y=1499j, z=0k
N09/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=4860, y=4464, z=-200
N10/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=2840i, y=5342, z=0k
N11/ 01 : Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=5160, y=4464, z=-200
N12/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=8000, y=3756, z=-200
N13/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=0i, y=6050j, z=0k
N14/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=8866, y=3003, z=-200
N15/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=1197i, y=2252j, z=0k
N16/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=9020, y=2500, z=-200
N17/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=746i, y=0j, z=0k
N18/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=8866, y=1997, z=-200
N19/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=900i, y=0j, z=0k
N20/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=8000, y=1244, z=-200
N21/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x= 2063i, y=1499j, z=0k
N22/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=5160, y=536, z=-200
N23/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x= 2840i, y=5342j, z=0k
N24/ 01 : Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=4860, y=536, z=-200
N25/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=2020, y= 1244, z=-200
N26/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=0i, y=6050j, z=0k
N27/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=1154, y=1997, z=-200
N28/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=1197i, y=2252j, z=0k
N29/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=1000, y=2500, z=-200
N30/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=746i, y=503j, z=0k
N31/ 00 : gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=1000, y=2500, z=300
N32/ 00 : gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=3950, y=2500, z=300
N33/ 01 : Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=3950, y=2500, z=-200
N34/ 01 : Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=3950, y=2550, z=-200
N35/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=4187, y= 3767, z=-200
N36/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=3250i, y=0j, z=0k
N37/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=5012, y=4494, z=-200
N38/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=1443i, y=800j, z=0k
N39/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=5837, y=3767, z=-200
N40/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=618i, y=1530j, z=0k
N41/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=6074, y=2550, z=-200
N42/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=3013i, y=1217j, z=0k
N43/ 01 : Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=6074, y=2450, z=-200
N44/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=5837, y=1233, z=-200
N45/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=3250i, y=0j, z=0k
N46/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=5012, y=503, z=-200
N47/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=1443i, y=800j, z=0k
N48/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=4187, y=1233, z=-200
N49/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=618i, y=1530j, z=0k
N50/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=3950, y=2450, z=-200
N51/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=3013i, y=1217j, z=0k
N52/ 01 : Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=3950, y=2500, z=-200
N53/ 00 : gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=3950, y=2500, z=300
N54/ 00 : gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=2500, y=3700, z=300
N55/ 01 : Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=2500, y=3700, z=-200
N56/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=x=2682, y=4021, z=-200
N57/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=633i, j=146k, z=0k
N58/ 00 : gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=2682, y=4021, z=300
N59/ 00 : gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=2500, y=3700, z=300
N60/ 01 : Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=2500, y=3700, z=-200
N61/ 03 : Interpolasi melingkar berlawanan jarum jam dengan pemakanan pada x=2694, y=3428, z=-200
N62/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=3471i, y=43j, z=0k
N63/ 03 : Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam dengan pemakanan pada x=3478, y=3103, z=-200
N64/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=1625i, y=2815j, z=0k
N65/ 03 : Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam dengan pemakanan pada x=4896, y=2891j, z=-200
N66/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=1418i, 4638j, z=0k
N67/ 01 :Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=5169, y=2891, z=-200
N68/ 03 : Interpolasi melingkar berlawanan jarum jam dengan pemakanan pada x=6614, y=3103, z=-200
N69/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=1418i, y=4850j, z=0k
N70/ 03 : Interpolasi melingkar berlawanan jarum jam dengan pemakanan pada x=7398, y=3428, z=-200
N71/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=841i, y=3139j, z=0k
N72/ 03 : Interpolasi melingkar berlawanan jarum jam dengan pemakanan pada x=7592, y=3700, z=-200
N73/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=153i, y=315j, z=0k
N74/ 03 : Interpolasi melingkar berlawanan jarum jam dengan pemakanan pada x=7340, y=4021, z=-200
N75/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=877i, y=202j, z=0k
N76/ 00 : gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=7340, y=4021, z=300
N77/ M05 : Spindel fris mati
N78/ M30 : Program berakhir

4.2. ANALISA PROGRAM INKRAMENTAL
A. LEMBAR PROGRAM INKRAMENTAL
N G
(M) X
(F) (D) Y
(J) (K) Z
(K) F
(L) (T) (D) KETERANGAN
000 92 -300 -300 300
001 91
002 M03
003 00 1300 2800 0
004 01 0 0 -500
005 02 154 503 0
006 M99 900 i 0 j 0 k
007 02 866 753 0
008 M99 2063 i 1499 j 0 k
009 02 2840 708 0
010 M99 2840 i 5342 j 0 k
011 01 300 0 0
012 02 2840 -708 0
013 M99 0 i 6050 j 0 k
014 02 866 -753 0
015 M99 1197 i 2252 j 0 k
016 02 154 -503 0
017 M99 746 i 503 j 0 k
018 02 -154 -504 0
019 M99 900 i 0 j 0 k
020 02 -866 -752 0
021 M99 2063 i 1499 j 0 k
022 02 -2840 780 0
023 M99 2840 i 5342 j 0 k
024 01 -300 0 0
025 02 -2840 708 0
026 M99 0 i 6050 j 0 k
027 02 -866 753 0
028 M99 1197 i 2252 j 0 k
029 02 -154 503 0
030 M99 746 i 503 j 0 k
031 00 0 0 500
032 00 2950 0 0
033 01 0 0 -500
034 01 0 50 0
035 02 237 1217 0
036 M99 3250 i 0 j 0 k
037 02 825 730 0
038 M99 1443 i 800 j 0 k
039 02 825 -730 0
040 M99 618 i 1530 j 0
041 02 237 -1217 0
042 M99 3013 i 1217 j 0
043 01 0 100 0
044 02 -237 -1217 0
045 M99 3250 i 0 j 0 k
046 02 -825 -730 0
047 M99 1443 i 800 j 0 k
048 02 -825 730 0
049 M99 618 i 1530 j 0 k
050 02 -237 1217 0
051 M99 3013 i 1217 j 0 k
052 01 0 50 0
053 00 0 0 500
054 00 -1450 1200 0
055 01 0 0 -500
056 02 182 321 0
057 M99 637 i 146 j 0 k
058 00 0 0 500
059 00 -182 -321 0
060 01 0 0 -500
061 03 194 -272 0
062 M99 347 i 43 j 0 k
063 03 784 -325 0
064 M99 1625 i 2815 j 0 k
065 03 1418 -212 0
066 M99 1418 i 4638 j 0
067 01 300 0 0
068 03 1418 212 0
069 M99 0 i 4850 j 0 k
070 03 784 325 0
071 M99 841 i 3139 j 0 k
072 03 194 272 0
073 M99 153 i 315 j 0 k
074 03 -252 445 0
075 M99 877 i 202 j 0 k
076 00 0 0 500
077 M05
078 M30

B. PENJELASAN LANGKAH PROGRAM INKRAMENTAL
N0/ 92 : pergeseran titik referensi pada x=-300, y=-300, z=300
N1/ 91 : Pemrograman nilai inkramental
N2/ M03 : Spindel frais hidup searah jarum jam
N3/ 00 : gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=1300, y=2800, z=0
N4/ 01 : Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=0, y=0, z=-500
N5/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=154, y=503, z=0
N6/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=900i, y=0j, z=0k
N7/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=866, y=753, z=0
N8/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=2063i y=1499j, z=0k
N9/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=2840, y=708, z=0
N10/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=2840i, y=5342j, z=0k
N11/ 01 : Interpolasi lurus pada x=300, y=0, z=0
N12/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=2840, y=-708, z=0
N13/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=0i, y=6050j, z=0k
N14/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=866, y=-753, z=0
N15/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=1197i, y=2252j, z=0k
N16/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=154, y=-503, z=0
N17/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=746i, y=503j, z=0k
N18/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=-154, y=-503, z=0
N19/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=900i, y=0j, z=0k
N20/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=-866, y=-752, z=0
N21/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=2063i, 1499j, z=0k
N22/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=-2840, y=780, z=0
N23/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=2840i, y=5342j, z=0k
N24/ 01 : Interpolasi lurus pada x=-300, y=0, z=0
N25/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=-2840, y=708 z=0
N26/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=0i, y=6050j, z=0k
N27/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=-866, y=753, z=0
N28/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=1197i, y=2252j, z=0k
N29/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=-154, y=503, z=0
N30/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=746i, y=503j, z=0k
N31/ 00 : gerakan cepat pada x=0, y=0, z=500
N32/ 00 : gerakan cepat pada x=2950, y=0, z=0
N33/ 01 : Interpolasi lurus pada x=0, y=0, z=-500
N34/ 01 : Interpolasi lurus pada x=0, y=50, z=0
N35/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=237, y=1217, z=0
N36/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=3250i, y=0j, z=0k
N37/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=825, y=730, z=0
N38/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=1443i, y=800j, z=0k
N39/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=825, y=-730, z=0
N40/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=618i, y=1530j, z=0
N41/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=237, y=-1217, z=0
N42/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=3013i, y=1217j, z=0k
N43/ 01 : Interpolasi lurus pada x=0, y=100, z=0
N44/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=-237, y=-1217, z=0
N45/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=3250i, y=0j, z=0k
N46/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=-825, y=-730, z=0
N47/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=1443i, y=800j, z=0k
N48/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=-825, y=730, z=0
N49/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=618i, y=1530j, z=0k
N50/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=-237, y=1217, z=0
N51/ M99 : parameter interpolasi melingkar x=3013i, y=1217j, z=0k
N52/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=0, y=50, z=0
N53/ 00 : gerakan cepat pada x=0, y=0, z=500
N54/ 00 : gerakan cepat pada x=-1450, y=1200, z=0
N55/ 01 : Interpolasi lurus pada 0, y=0, z=500
N56/ 02 : Interpolasi melingkar searah jarum jam pada x=182, y=321, z=0
N57/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=637i, y=146j, z=0k
N58/ 00 : gerakan cepat pada x=0, y=0, z=500
N59/ 00 : gerakan cepat pada x=x=-182, y=-321, z=0
N60/ 01 : Interpolasi lurus pada x=0, y=0, z=-500
N61/ 03 : Interpolasi melingkar berlawanan jarum jam x=194, y=-272, z=0
N62/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=347i, y=43j, 0k
N63/ 03 : Interpolasi melingkar berlawanan jarum jam pada x=784,y=-325, z=0
N64/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=1625i, y=2815j, z=0k
N65/ 03 : Interpolasi melingkar berlawanan jarum jam x=1418, y=-212, z=0
N66/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=1418, y=4638j, z=0
N67/ 01 : Interpolasi lurus pada x=300, y=0, z=0
N68/ 03 : Interpolasi melingkar berlawanan jarum jam pada x=1418,y=212,z=0
N69/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=0i, y=4850j z=0k
N70/ 03 : Interpolasi melingkar berlawanan jarum jam pada x=784, y=325, z=0
N71/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=841i, y=3139j, z=0k
N72/ 03 : Interpolasi melingkar berlawanan jarum jam pada x=194, y=272, z=0
N73/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=153i, y=315j, z=0k
N74/ 03 : Interpolasi melingkar berlawanan jarum jam pada x=-252, y=445, z=0
N75/ M99 : parameter interpolasi melingkar pada x=877i, y=202j, z=0k
N76/ 00 : gerakan cepat pada x=0, y=0, z=500
N77/ M05 : spindel fris mati
N78/ M30 : program berakhir.






BAB V
PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN UMUM
Faktor-Faktor Penentu Kualitas Dari Benda Kerja
Dalam melakukan suatu pekerjaan, kehalusan dan kualitas produk yang dihasilkan oleh pekerjaan tersebut tertentu menjadi ukuran keberhasilan pekerjaan itu sendiri. Termasuk dalam pekerjaan dengan menggunakan mesin CNC TU-3A dimana terdapat hal-hal yang bisa mempengaruhi ketepatan benda kerja antara lain :
 Program
Program yang dibuat harus benar dan program tersebut harus diinput dengan benar pula untuk mendapatkan hasil benda kerja sesuai yang diinginkan.
 Benda kerja
Pemasangan benda kerja yang tidak seimbang atau tidak lurus dan tepat pada posisi pencekam, sehingga benda kerja cenderung oleng sewaktu bergesekan dengan pahat. Oleh karena itu, sangat diperhatikan dalam hal pemasangan benda kerja yang dipasang dengan baik dan benar.
 Pahat
Pahat yang digunakan harus sesuai dengan kekuatan benda kerja, dalam haal ini pahat harus tajam agar pemakanan lebih cepat dan lebih halus sehingga ketetpatan dan kualitas benda kerja yang dihasilkan bisa semaksimal mungkin.
 Kecepatan potong
Kecepatan potong yang digunakan harus disesuaikan dengan kekuatan bahan. Makin tinggi kekuatan bahan maka kecepatan potong harus lebih rendah. Untuk menghindari alat potong agar tidak cepat kalah atau aus yang bisa menyebabkan kualitas benda kerja menjadi berkurang.

 Putaran spindel
Putaran spindel harus disesuaikan dengan jenis pemotong yang akan dilakukan. Untuk pemotongan kasar digunakan putaran spindel 600 putaran per menit dan untuk pemotongan halus digunakan putaran spindel 800 putaran per menit. Kesalahan dalam memilih putaran spindel bisa mempengaruhi kualitas hasil benda kerja.
 Penentuan titik referensi
Hal ini dapat menyebabkan langkah pemakanan dan ukuran kedalaman pemakanan dapat mengalami kesalahan, sehingga proses pengerjaan tidak sesuai yang diinginkan.

B. PEMBAHASAN KHUSUS
 Jenis benda kerja Vs F
F= asutan (mm/men)
Jenis benda kerja adalah keras, lunak (tahanannya).
Hubungan antara jenis benda kerja dengan kecepatan asutan (F) adalah semakin tinggi tahanan benda kerja maka kecepatan asutan akan semakin kecil. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah ketahanan pengerjaan maka akan semakin besar kecepatan asutan.
 Jenis benda kerja Vs Vc
Vc = kecepatan potong (m/men)
Jenis benda kerja adalah ketahanannya.
Hubungan antara jenis benda kerja dengan kecepatan potong adalah semakin tinggi tahanan dari benda kerja maka makin rendah kecepatan potongnya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tahanan dari benda kerja maka semakin tinggi kecepatan potongnya.
 Jenis benda kerja Vs T
T = waktu pengerjaan
Jenis benda kerja adalah ketahanannya.
Hubungan antara jenis benda kerja dengan waktu pengerjaan adalah semakin tinggi ketahanan benda kerja maka waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan akan semakin besar. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah ketahanan benda kerja maka waktu yang dibutuhkan akan semakin kecil.
 Jenis benda kerja Vs t
t = dalamnya pemotongan
Jenis benda kerja adalah ketahanannya.
Hubungan antara jenis benda kerja dengan kedalaman pemotongan adalah semakin tinggi ketahanan dari benda kerja maka kedalaman pemotongan akan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah ketahanan dari benda kerja maka kedalaman pemotongan akan semakin besar (bisa diperbesar) karena apabila jenis benda kerja dan kedalaman tidak sesuai maka pahat bisa patah.

BAB VI
P E N U T U P

A. KESIMPULAN

1. Mesin CNC TU-3A dapat melakukan pengerjaan pada benda kerja berupa pembuatan ulir, alur T, pembuatan roda gigi dan sebagainya.
2. Bagian-bagian mesin CNC TU-3A, serta fungsinya :
a. Saklar utama, untuk meghidupkan dan mematikan mesin serta unit pengendali
b. Lampu kontrol, menunjukkan suplay tenaga pada mesin
c. Tombol darurat, untuk mencegah terjadinya kesalahan
d. Saklar pemilih untuk sistem persumbuan dan pelayanan.
e. Tombol putar untuk mengatur kecepatan sumbu utama.
f. Ammeter untuk menunjukkan pemakaian tenaga dari motor sumbu utama. Tenaga tidak boleh melebihi 2A untuk 220-240 Volt atau 4A untuk 100-110 Volt.
g. Tombol asutan untuk eretan memanjang, melintang dan tegak
h. Tombol gerakan cepat untuk asutan bergerak cepat.
i. Tombol Inchi/metric dan saklar untuk mengubah persumbuan.
j. Digital untuk membaca gerakan eretan.
k. Saklar H/C untuk menampilakn layar program.
l. Tombol DEL untuk menyetel kembali ke titik nol
m. Tombol untuk memindahkan x ke y ke z tanpa eretan bergerak.
n. Tombol INP untuk memasukkan nilai-nilai program.
o. Tombol M untuk melaksanakan hubungan keluar.
3. Terdapat dua sistem pemograman pada mesin CNC, yaitu pemrograman absolut dan inkramental.



B. SARAN-SARAN

o Kalau bisa untuk mengefisienkan waktu pada saat di lab sebaiknya kepada semua praktikan diberikan waktu khusus untuk mengecek program sebelum masuk lab ke2, sehingga sedikit banyak kesalahan pada program dapat segera diketahui sehingga pada saat di lab praktikan tidak kelabakan.

Jenis-jenis zat kimia yang digunakan yang sekaligus berfungsi sebagai pelumas antara lain:
1. Amina dan nitrit untuk mencegah karat.
2. Nitrat untuk menstabilkan nitrit
3. Fosfat dan borat untuk melunakkan air
4 Bahan sabun dan pembasah untuk pelumasan dan mengurangi tegangan muka
5. Gabungan dari fosfor ,chorine dan belerang untuk pelumasan
6. Choriin untuk pelumasan
7. Glikol sebagai bahan pengaaduk dan pembasah
8. Germisan untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri.
Dari semua jenis kimia diatas berfungsi untuk mendinginkan sekaligus melumasi







KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah -Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Proses Produksi II tepat pada waktu yang ditentukan.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu baik secara tidak langsung maupun secara langsung, terkhusus kepada kakak-kakak Asisten yang telah rela mengorbankan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyusun laporan .
Segala daya dan upaya telah diusahakan semaksimal mungkin, laporan ini disusun berdasarkan praktikum dan literature yang didapatkan. Namun demikian, laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan yang sangat jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan laporan dimasa yang akan datang. Dan juga penulis berharap denganadanya laporan ini dapat memberikan contoh laporan buat Mahasiswa yang akan mengambil Praktikum Proses Produksi II .
Makassar, Desember 2008

Penulis



DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………….i
Lembar pengesahan ………………………………………………………….ii
Curiculum vitae ……………………………………………………………...iii
Kata pengantar ………………………………………………………………iv
Daftar isi …………………………………………………………………......v
LAPORAN PERCOBAAN
I. MESIN CNC TU 2A
BAB I Pendahuluan
Tujuan percobaan
Prosedur percobaan
BAB II Teori dasar
2.1 Uraian Khusus TU-2A
BAB III Data Mesin dan Alat yang Digunakan
3.1 Data Mesin CNC TU-2A
3.2 Alat dan Bahan yang digunakan
BAB IV Analisa Program dan Pembahasan Mesin CNC TU-2A
4.1 Analisa Program Absolut
4.2 Analisa Program Inkramental
4.3 Pembahasan
BAB V Pembahasan
BAB VI Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran





II .MESIN CNC TU-3A
BAB I Pendahuluan
Tujuan percobaan
Prosedur Percobaan
BAB II Teori Dasar
2.1 Uraian Khusus TU-3A
BAB III Data Mesin dan Alat yang Digunakan
3.1 Data Mesin CNC TU-3A
3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan
BAB IV Analisa Program dan Pembahasan Mesin CNC TU-3A
4.1 Analisa Program Absolut
4.2 Analisa Program Inkramental
4.3 Pembahasan
BAB V Pembahasan
BAB VI Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
PESAN & KESAN
DAFTAR PUSTAKA








PESAN & KESAN
a.Kesan
Selama mengikuti praktikum di laboratorium CNC ,praktikan sudah dapat mengenal mesin CNC yaitu mesin CNC training unit 2 axis dan training unit 3 axis ,baik itu bagian dari mesin – mesin tersebut maupun cara mengoperasikannya.Pada awalnya sebagian praktikan atau memang seluruhnya benar-benar belum mengenal yang mana yang disebut mesin CNC dan cara pengoperasiannya,sehingga praktikan merasa kesulitan untuk mengikuti praktikum tersebut, tapi setelah mengikuti praktikum dan bimbingan dari para asisten dari laboratorium CNC, kami praktikan yang awalnya tidak mengenal mesin tersebut, sekarang sudah mulai mengenal mesin tersebut ,dan sebagian proses pengerjaan dari mesin CNC ini hamper sama dengan mesin-mesin konvensional, sehingga lebih memudahkan praktikan mengetahui prinsip kerja dari mesin-mesin CNC.Selama pelaksanaan praktikum ini ada beberapa berbagai macam kendala yang kami hadapi, baik itu asistensi maupun selama masuk laboratorium yang melibatkan beberapa asistena.Asisten tersebut kebanyakan sudah selesai sehingga asisten yang bertugas tinggal beberapa orang saja,dan mesin-mesin yang ada dalam laboratorium yang awalnya banyak yang berfungsi kini hanya satu yang ada 2 yang berfungsi dengan baik, sehingga pelaksanaan praktikum ini kurang begitu lancar.
b.Pesan
Sebaiknya mesin-mesin yang ada dalam laboratorium yang sudah rusak untuk segera diperbaiki.
Sebaiknya asisten yang bertugas dalam laboratorium diperbanyak agar praktikum dapat berjalan lancar.
Sebaiknya tata tertib laboratorium lebih ditingkatkan, misalnya kedisiplinan praktikan maupun asisten demi kelancaran praktikum.










DAFTAR PUSTAKA
- EMCO “Student Hand book”
- EMCO TU – 3A R 10010
- Contoh Laporan Praktikum Proses Produksi II
- Prambodo, Bambang dkk .1996.Teknologi Mekanik II.Jakarta : Erlangga















BAB V
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN UMUM
Hal-hal yang mempengeruhi keausan pahat :
a. Bahan pemotong .Kecepatan potong umumnya diberikan dalam nilai untuk pemotong baja karbon dan seperempat dari yang dianjurkan untuk pemotong berujung karbida.
b. Jenis bahan yang harus dipotong. Kekerasan Brinell dari suatu bahan adalah suatu pemandu untuk permesinan dengan mudah.
c. Kecepatan potong yang tinggi menimbulkan panas yang banyak sehingga mata pahat dapat dengan mudah aus, oleh karena itu diperlukan media pendingin untuk menjaga suhu mata pahat dan benda kerja tidak panas sehingga mata pahat tidak cepat aus dan pengerjaannya pun baik
d. Umur pahat, pemotongan berat yang menimbulkan panas dengancepat harus dilakukan secara lambat daripada pemotongan ringan.
e. Penggunaan pahat yang terus menerus dapat menyebabkan pahat cepat aus







BAB V
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN UMUM
M99 pada gambar dibawah ini
x

Po
i x R
a 30o P1
k z z
b

Untuk TU 2A pada program inkramental
Menentukan M99 gambar di atas,maka perlu diketahui x dan z yang memiliki syarat :

-x

-z +z

+x

Jadi untuk mendapakan x maka a dan I perlu diketahui dulu
 i : Kita gunakan sudut 30o yang merupakan fungsi cos jadi
i= R cos 30o
a : Kita gunakan sudut 20oyang merupakan fungsi sin jadi
 a = R sin 20o
Jadi untuk mendapatkan nilai x sesuai gambar maka
 x : i – a
x = R cos 30o – R sin 20o
x = R ( cos 30o- sin 20o)
Untuk menentukan nilai z maka nilai b dan k perlu diketahui
 K dapat diperoleh dengan menggunakan sudut 30o dengan fungsi sin (sesuai gambar)
K : R sin 30o
 b dapat diperoleh dengan menggunakan sudut 20o denan menyatakan fungsi cos jadi b = R cos 20o
Jadi menetukan nilai z sesuai dengan gambar yaitu z = b-k
z = R cos 20o - R sin 30o
z = R ( cos 20o – sin 30o)
Sedangkan pada TU 2A untuk program absolute itu sama saja dengan inkramental hanya saja nilai jari- jarinya di tambah dua kali dari panjang x karena benda kerja berputar ( R + 2x ) .
















.
B. PEMBAHASAN KHUSUS
SUB PROGRAM G25
G25 merupakan pemanggil sub program untuk mempersingkat pembuatan program karena program pokok yang akan digunakan lebih dari satu kali akan dibuat satu kali, dimana dalam pengerjaannya selalu berpasangan dengan M17 yang fungsinya untuk kembali keprogram pokok,
Dalam pengerjaan G25 ini diletakkan pada posisi program pokok dan program yang akan digunakan lebih satu tersebut (sub programnya) akan diletakkan dibawah M30 (sebagai sub program) satu kali dan diikuti oleh M17.Maka dalam proses pengerjaannya apabila pengerjaan sampai pada G25 maka program akan beralih kesub program yang telah diletakkan dibawah M30,setelah selesai maka M17 mengembalikan kembali pada program pokok selanjutnya begitu seterusnya.
kecil sehingga pada saat berputar dari titik awal akan membutuhkan waktu yang sangat singkat untuk ketitik awal kembali.
-Diameter pahat vs kecepatan potong
Dihubungkan dengan rumus
Vs = d(mm) x n x s (rpm)
1000

A
A
s ds d s d




Sehingga:
Kecepatan potong berbanding lurus dengan diameter pahat dimana jika semakin kecil diameter dari pahat maka kecepatan potongnya akan semakin kecil dan sebaliknya.semakin besar diameternya pahat maka kecepatan potong akan semakin besar pula. Hal tersebut disebabkan karena dengan diameter yang besar maka pahat itu mempunyai daya dan kekuatan yang besar sehingga untuk memakan benda kerja tidak sulit dan sangat cepat ,dibandingkan dengan pahat yang diameter kecil sulit untuk melakukan pemakanan secara cepat efektif karena memiliki kekuatan kecil .Oleh karena itu dalam melakukan pengerjaan benda kerja pahat harus selalu disesuaikan dengan benda kerjanya.
-Putaran spindel = Kecepatan pahat berputar pada sumbu utama dalam radian permenit
-Kecepatan potong = Kecepatan gerak putar pahat untuk memotong (memakan benda kerja) dalam setiap meter permenit.(m/mnt)
-Diameter pahat (d)= Ukuran pahat (mm)
-Asutan (f ) = Jarak yang dilalui untuk melakukan pemakanan.
-Diameter pahat vs putaran spindel
Dihubungkan dengan rumus
S (rpm) = vs (m/mnt) x 1000
d (mm) x ∏

Sehingga
-Putaran spindel berbanding terbalik dengan diameter pahat dimana semakin kecil diameter dari suatu pahat maka putaran spindelnya semakin cepat atau besar,sebaliknya semakin besar diameter suatu pahat maka putaran spindel semakin kecil atau lambat.
-Hal ini disebabkan karena pada diameter pahat yang besar dia mempunyai jarak yang jauh sehingga jika berputar dia memiliki waktu yang lama untuk sampai ketitik awalnya sebaliknya jika diameternya kecil maka jaraknya juga


-Diameter pahat vs asutan
Semakin kecil diameter pahat maka asutannya semakin besar sebaliknya jika diameter pahatnya besar maka asutannya juga kecil .Hal tersebut disebabkan karena dipengaruhi ukuran pahat yang berdiameter besar jarak yang dilalui untuk memakan benda kerja itu pendek sedangkan pahat yang berdiameter kecil jarak yang dilalui panjang.
Asutan d


Asutan d















BAB I
PENDAHULUAN

1.1. TUJUAN PERCOBAAN
TUJUAN UMUM
 Mahasiswa dapat mengetahui cara pengoperasian mesin CNC TU-2A.
 Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan mesin CNC TU-2A dengan mesin bubut konvensional.
 Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori-teori mengenai mesin CNC TU-2A.
 Mahasiswa dapat mengenal bagian-bagian mesin CNC TU-2A.
TUJUAN KHUSUS
 Mahasiswa dapat membuat program singkat, tepat dan benar dalam pengerjaan.
 Mahasiswa dapat menyusun program dalam bentuk absolut maupun inkremental.
 Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pengerjaan mesin CNC TU-2A.
 Manasiswa dapat menghasilkan produk yang baik melalui mesin CNC TU-2A.
TUJUAN BAGI DUNIA INDUSTRI
 Dapat digunakan untuk produksi dalam jumlah massa karena waktu pengerjaan yang lebih singkat.
 Standar ukuran semua produk tidak berubah-ubah atau konstan, dikendalikan oleh suatu program yang sama.
 Dapat memproduksi benda dengan tingkat ketelitian yang tinggi.








1. 2. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan BK sesuai dengan ukuran, dan peralatan yang digunakan dalam proses pengerjaan.
2. Memasang BK pada pencekam.
3. Menghidupkan mesin dengan kunci saklar.
4. .Menekan tombol H/C untuk menampilkan tabel program CNC pada layer.
5. Memasukkan program pada layar. Setelah program dimasukkan mengecek ulang program dengan tombol M untuk mengetahui apakah program sudah benar dan sesuai dengan yang telah dibuat
6. Menekan tombol H/C untuk pelayanan manual
7. Memutar saklar sumbu utama untuk penggunaan secara manual dengan kecepatan yang sangat rendah.
8. Menggeser titik nol mata pahat terhadap benda kerja dengan cara menyentuhkan mata pahat pada sumbu x dan menekan tombol DEL,kemudian begitu juga dengan sumbu z
9. Menentukan titik referensi pada sumbu x, dan sumbu z sesuai dengan jenis program yang digunakan.
10. Mengatur kecepatan spindel dan hantaran benda kerja yang diinginkan sesuai dengan kehalusan permukaan benda kerja.
11. Menekan tombol H/C untuk menampilkan kembali pelayanan CNC
12. Memutar tombol pelayanan CNC, setelah itu menekan tombol START untuk memulai proses pengerjaan BK.
13. Sesekali memberikan fluida pendingin terhadap mata pahat dan benda kerja
14. Setelah pengerjaan selesai, mesin dimatikan dan BK dilepas dari pencekam.
15. Membersikan mesin CNC dan geram-geram dengan menggunakan kuas setelah proses pengerjaan selesai.


SEJARAH
Kendali numerik bukanlah hal yang baru. Pada awal 1908 penemu mesin telah menggunakan kartu atau plat logam dengan jarum-jarumnya pada mesinnya. Untuk mengatur pola kain hasil tenunan, maka masing-masing jarum diatur oleh data atas ketidakhadirannya lubang pada kartu-kartu ini adalah program dari mesin, jika kartu-kartu ini diubah maka pola akan berubah.
Pemain piano juga merupakan contoh dari pengendali numerik. Pemain piano menggunakan gulungan kertas dengan lubang penekan atau ketidakhadirannya lubang penentu jika udara digunakan dalam pengaturan cuaca yang telah ada.
Ditemukannya komputer adalah salah satu dari hal penentu yang penting dari pengendali numerik. Pada tahun 1943 komputer pertama diberi nama ENAC. Komputer ini berukuran lebih dari 1500 kaki persegi dengan mengunaakan ± 1800 pita kosong. Selain itu komputer ini hanya dapat dioperasikan beberapa menit tanpa kekurangan sebuah pita. Dalam penjumlahan komputer ini menimbang berton-ton dan sangat banyak untuk program. ENAC siap diprogramkan dengan ratusan tombol.
Hal penentu yang sebenarnya dalam teknologi komputer adalah ditemukannya pada tahun 1948.Transistor adalah pengganti dari lubang kosong. Bentuknya sangat kecil, murah, dapat diandalkan, menggunakan sedikit tenaga dan hanya menghasilkan sedikit panas. Hal ini merupakan sifat dan pengganti yang sempurna dari pipa kosong.Transistor tidak banyak diperhatikan oleh industri dalam penggunaannya sampai tahun 1960-an
Pada tahun 1954, sebuah teknologi baru dikembangkan atau diperkenalkan “Integrated Circuits” atau Ics. Ics merupakan circuit control yang sangat aktual pada sebuah chip; dimana manufaktur menentukan bagaimana mengecilkan circuit. Hal ini membantu menghasilkan ukuran dan memperbaiki hal-hal yang terdapat pada kendali elektronik meskipun lebih dari yang dimiliki oleh transistor. Skala terbesar menyatakan siklus pertama yang diproduksi adalah pada tahun 1965.
Pada tahun 1974, ”Microprocessor” ditemukan. Ini dibuat dengan sistem komputer dan dimungkinkan dalam penggunaan yang kecil. Langkah terbesar dalam industri memori untuk komputer-komputer lebih dari kekuatan dan kemampuan yang diinginkan. Konsep asli kendali numerik dirintis pada tahun 1950-an sebagai metode dari proses lembar-lembar udara dari ketelitian untuk untuk perkembangan. Bagian-bagian kompleks telah dibuat dengan metode permesinan yang dikerjakan secara manual dan diteliti dengan perbandingan “Template”. Template juga dibuat dengan manual, dimana tiap saat digunakan dengan teliti.
Seperti halnya dalam sebuah toko di Tranene City Madigan, seorang yang bernama John Parton telah mengerjakan dengan menggunakan metode perbaikan produksi dari pemeriksaan Template unntuk baling-baling helikopter. Metode Parton merupakan metode perhitungan yang hemat, dan perlu koordinat sepanjang permukaan lembaran udara. Dengan perhitungan sebuah nomor yang terbesar dari point lanjutan dari point, dia telah memperbaiki ketelitian. Parton mengajukan sebuah proposal kepada angkatan udara untuk mengembangkan sebuah mesin untuk menghasilkan template ini dan menerima sebuah kontrak pengembangan pada tahun 1940.
Pada tahun 1949, angkatan udara mempengaruhi sebuah kontrak untuk menghasilkan sebuah sistem kendali yang telah dapat menggerakkan bagian mesin untuk menghasilkan penghitungan point secara tomatis. Sebuah institut telah ditunjuk oleh Parton untuk mengembangkan motor yang dapat mengendalikan bagian-bagian mesin.
Yang pertama kali membuat program yang mudah digunakan untuk masyarakat dinamakan APT (Automotically Programmed Tool Symbolic Language). APT ditemukan pada tahun 1945,digunakan oleh orang Inggris sebagai simbol bahasa untuk membuat suatu program dimana perkakas mesin dapat menerjemahkannya. Perlu diingat bahwa pada suatu mesin membutuhkan ilmu pengukuran terhadap bagian dan perintah permesinan; seperti kecepatan pemakanan, pemberian fluida/pendingin saat operasi berlangsung. Untuk menulis program yang telah diterjemahkan ke dalam suatu program yang dapat di mesin.
Pada tahun 1955, angkatan udara memberikan kontrak sebesar $ 35 trilyun kepada industri mesin kendali yang dioperasikan dengan pita kosong dan membutuhkan sebuah saluran komputer untuk mendapatkan pasangan sebuah kode pita. Perkembangan dan perbaikan terus berlanjut hinga tahun 1960-an. Mesin kendali numerik menjadi biasa dalam industri, sebagai penerimaan perkembangan mesin kendali numerik. Mesin kendali numerik menjadikan kemudahan dalam berbagai kemampuan.
Mesin kendali numerik juga menjadi istimewa dengan tambahan memori. Kekhasan mesin kendali numerik adalah dalam suatu saat dan melaksanakannya. Perbaikan dalam teknologi komputer pada akhir tahun 1970-an dan 1980-an membawa harga mesin kendali numerik turun ke tingkat tertentu, dimana perusahaan industri tidak dapat beroperasi atau menghasilkan produk tanpa mesin kendali numeric

LATAR BELAKANG
Mesin kendali nomerik merupakan mesin perkakas yang mempunyai kelebihan dibanding mesin perkakas konvensional dikerjakan secara manual mesin membutuhkan keterampilan operator dalam mengoperasikan mesin perkakas .Selain itu waktu pengerjaan benda kerja tidak efisien sehingga untuk keperluan cepat tidak dapat dilayani atau dituruti yang paling penting adalah mutu dari hasil yang telah dibuat, hal itu karena adanya kelainan operator atau faktor lain sedangkan mesin pengendali numeric merupakan mesin perkakas yang berfungsi sama dengan mesin perkakas yang konvensional yang membedakan adalah mesin pengendali numerik yang telah diprogram dalam komputer kemudian diterjemahkan oleh mesin perkakas sesuai dengan program yang dimasukkan.
Keberadaan mesin pengendali numerik merupakan hal biasa saja, dimana sekarang ini. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai macam kerja yang harus diselesaikan dalam waktu yang efisien dan pengerjaannya bagus. Selain mesin pengendali numerik memberikan kemudahan dalam pengoperasiannya.
CNC merupakan sebagai suatu control atau system pengendali bagi analisa numerik pemasukan kata demi kata (program) kedalam komputer mesin berupa angka atau nomor tertentu yang dapat ditransfer kedalam bahasa program sebagai bahasa mesin.


















BAB II
TEORI DASAR

2.1 .URAIAN KHUSUS TU-2A
DEFINISI MESIN CNC TU-2A
CNC adalah mesin yang digunakan/dioperasikan dengan menggunakan kontrol numerik. Kontrol numerik itu sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan kontrol gerakan mesin dan berbagai fungsi lainnya yang menggunakan instruksi yang dinyatakan dalam suatu seri bilangan dan dikendalikan oleh system kontrol elektronika.
CNC digunakan juka system kontrol memakai computer internal. Computer internal memungkinkan penyimpanan program tambahan, penyuntingan program, perjalanan program dari memori diagnostic kontrol dan pemeriksaan mesin, pekerjaan rutin atau khusus dan kemampuan perubahan skala.
Mesin CNC TU-2A dapat melakukan pengerjaan yang lebih rumit dibanding dengan mesin bubut serta waktu pengerjaan yang jauh lebih dingkat. Pengerjaan yang dapat dilakukan mesin TU-2A antara lain; membubut tirus, dan membuat ulir. Produk yang dihasilkan juga sangat teliti sesuai dengan input yang dimasukkan ke komputer.
SISTEM PERSUMBUAN
Mesin CNC TU-2A ini mempunyai dua sumbu utama yaitu :
 Sumbu X Untuk arah lintasan pahat secara melintang
 Sumbu Z Untuk arah lintasan pahat secara horizontal.

-x

-z +z

+x
Dengan sistem persumbuan ini mesin dapat dioperasikan untuk membuat pemakanan lurus, lengkung atau tirus, tergantung dari perintah program yang diberikan.

PERBEDAAN PROGRAM ABSOLUT DAN INKRAMENTAL
 ABSOLUT
1. Titik-titik yang harus dicapai oleh pahat bubut dalam proses pembubutan selalu diukur dari ujung BK.
2. Kelebihannya adalah bila diinginkan perubahan suatu titik,maka titik lainnya tidak berubah (mudah dikontrol).
3. Kekurangannya adalah lebih lama dalam hal pembuatan program (efesiensi waktu).
 INKRAMENTAL
1. Harga-harga pemograman dimasukkan secara berantai.Titik referensi nol untuk setiap informasi jalannya yaitu posisi aktual ujung pahat.
2. Kelebihannya adalah waktu yang dibutuhkan dalam pembuatannya singkat.
3. Kekurangannya adalah jika ingin merubah suatu titik maka semua titik berikutnya akan berubah.
ELEMEN-ELEMEN UTAMA TU-2A
 Motor Utama Penggerak Sumbu Utama-Amperemeter
Motor arus searah magnet permanen,kecepatan variable :
o Jenjang kecepatan : 1 : 2
o Jenjang Putaran : 600 – 400 l/menit
o Tenaga Masukan (Pl) : 500 W
o Tenaga Keluaran (P2) : 300 W



Pembatasan Arus
Motor dilindungan dari beban lebih dengan pembatasan arus. Beban lebih dapat menyebabkan motor terbakar. Karena itu pembatasan arus pada 4 amper
Amperemeter
Menunjukkan konsumsi arus aktual dari motor penggerak.
Diagram daya

Tenaga



Putaran mesin (rpm)
Sampai dengan mesin nomor 80, 09, 50 penghalang sinar dan cakram berlubang pada pulley motor mengendalikan kecepatan motor mulai dari mesin nomor 80, 09, 51 kecepatan motor dikendalikan secara elektronis.

 Sabuk penggerak pulley
6 tingkat pulley penggerak memungkinkan pengaturan berbagai putaran sumbu utama .pengerak untuk jenjang putaran BC L,BC 2,BC 3 ( dari pully antara kesumbu utama ).
1. Sabuk pulley A (Motor ) sabuk pulley B ( pulley antara ) sabuk dari A ke B adalah tetap dan tak dapat diubah .
2. Sabuk pulley B ke pulley C ( atau sumbu utama ).Sabuknya dapat diatur dalam 3 posisi BCL,BC 2,BC 3.


PENGGERAK UNTUK JENJANG PUTARAN ACL,AC 2,AC 3
Dari pulley motor A ke pulley sumbu utama C pulley antara ikut berputar kosong
o Memindahkan Sabuk :
- Kendorkan mur segi enam ( L )
- Angkat motor.
- Pasang sabuk ke pulley yang diinginkan
- Tekan motor kebawah dan cekamkan mur segi enam.

 Petunjuk putaran sumbu utama
Jenjang putaran 50-3200 putaran /menit ujung utama standar EMC jenjang sumbu utama : 16 cm ketirusan dalam sumbu utama: Mt 2.
 Alat pencekam pada sumbu utama :
 Pencekam cakar tiga  80 mm
 Piring pembawa  90 mm
 Piring pencekam  90 mm
Petunjuk pemasangan,kapasitas cekam ,cakar terbalik dan keselamatan kerja lihat petunjuk pelayanan ,cekam berlubang dan penghalang sinar pada sumbu utama.

1. Fungsi untuk semua pekerjaan pembubutan kecuali pemotongan ulir.
Melalui ring berlubang dan penghalang sinar, putaran sumbu utama ditunjukkan dalam pembacaan digital pada panel CNC.
2. Fungsi pada pemotongan ulir
Ring berlubang 1, penghalang sinar 1,
jumlah putaran sumbu utama diukur dan dilaporkan kepada komputer.

UNSUR-UNSUR PELAYANAN, PELAYANAN MANUAL











1. SaklarUtama
Putar kunci ke kanan, mesin dan pengendali diberi arus.
2. Lampu kontrol saklar utama
Jika saklar utama hidup, lampu kontrol menyala.
3. Sakral untuk penggerak sumbu utama.
4. Tombol untuk pengaturan putaran sumbu utama.
5. Penunjukan jumlah putaran sumbu utama.
6. Tombol untuk pengaturan asutan
Dalam arah Z (eretan memanjang ) anda dapat mengatur kecepatan asutan variable dari 10-400 mm/menit.
7. Lampu kontrol-pelayanan manual.
Eretan hanya dapat digerakkan secara manual, bila lampu kontrol (7) menyala
8. Tombol asutan untuk arah X  dan Z 
Simbol untuk eretan menunjukkan arah gerakan dan tombol yang sesuai eretan bergerak dengan asutan yang ditentuka semula. Pelayanan inching. Jika anda hanya mencolek sedikit tombol, eretan yang sesuai bergerak 0,01mm
9. Tombol gerakan cepat.
Jika anda menekan tombol asutan dan tombol gerakan cepat secara bersamaan, anda melaksanakan gerakan cepat dari eretan memanjang atau melintang.
10. Sajian menunjukkan jalannya:
Dalam arah X  dan Z  dalm pereratusan. Tanda minus adalah tanda tiitk pada sajian.
• 1 5 2
= -1,52
11. Tombol pengalih : pelayanan manual – pelayanan CNC.
Jika anda menekan tombol HAND/CNC nyala melompat dari lampu kontrol pelayanan manual ke lampu kontrol pelayanan CNC, jika anda menekan kembali nyala melompat kembali.




12. Amperemeter untuk motor penggerak sumbu utama.
Amperemeter menunjukkan pemakain arus actual dari motor penggerak. Untuk melindungi motor terhadap beban lebih, pemkaian arus tidak boleh melebihi 2 amper pada pengerjaan yang terus menerus (lihat strip hijau pada amperemeter). Beban dapat dikurangi dngan pengurangan dalamnya pemotongan asutan atau posisi sabuk.
13. Tombol darurat
Jika tombol darurat ditekan, arus ke motor penggerak, motor asutan dan unit pengendali diputuskan. Melepas tombol darurat, putar tombol ke kiri saklar utam harus dihidupkan kembali.
DEL
14. Tombol
Jika anda menekan tombol DEL anda menghapus sajian jalannya X dan Z.

15. Tombol
Pengalih X/Z

Jika mengoperasikan tombol maju
Sajian yang menunjukkan jalannya X melompat ke jalannya Z dan sebaliknya.
Dengan demikian anda dapat membaca kedua jalannya (X+Z).
INP
16. Tombol memori
17. Sabuk pulley penggerak.

 Penggerak eretan
Data teknis :
 Kecepatan gerak untuk eretan memanjang dan melintang
 Gerakan cepat 700 mm/menit.jenjang asutan variabel
( pelayanan manual ) 5-400 mm/menit
 Kecepatan asutan yang dapat diprogram ( pelayanan CNC )
 Jalan eretan terkecil yang dapat dugerakkan (penambahan gerakan terkecil ) 0,0138 mm.
 Jalannya gerakan eretan memanjang 300 mm.
 Jalannya gerakan eretan melintang 50 mm.
 Penunjukan pada sajian dalam 0,01 mm.
 Daya asutan pada eretan  1000 N.
Pada pelayanan manual
Berhentikan asutan .
Pada pelayanan CNC : berhentikan sementara program .
Sekrup bantalan peluru mur pra pembebanan
Eretan memanjang dan melintang digerakkan dengan sekrup bantalan peluru poros bergerak tanpa kelonggaran /kocak terhadap murnya (Tak ada kelonggaran balik ).


 Pemegang pahat
Pemegang pahat dapat dipasang dalam posisi depan atau belakang pada eretan melintang . jenjang diameter .
Luas penampang pahat naksimal 12 x 12 mm pengaturan pahat segitiga senter
1. Pasang pahat pada pemegangnya .
2. pasang pemegang pahat pada penjepit pahat.
3. Putarlah mur berkartel ( L ) hingga ujung pahat segitiga senter .Gunakan senter untuk pengaturan pahat segitiga senter .Kecamngkan baut silinder ( 2 ) dan kecangkan pemegang pahatnya dengan baut tetap (3)








KEPALA LEPAS
Kepala lepas berfungsi sebagai pendukung benda kerja dengan mengunakan senter maupun untuk pemboran / penyenteran








PENGERJAAN PEMBORAN :
Bor sampai dengan 8 mm, dipasang pada pencekam bor.Bor dengan diameter lebih dari 8 mm harus bertangkai tirus Mt 1, untuk dapat dipasang secara langsung pada kepala lepas .


Revorver pahat
REVOLVER PAHAT
Pada revolver pahat dar TU – 2A dapat dipasang 3 pahat luar dan 3 pahat /pengerjaan dalam .
PEMILIHAN JUMLAH PUTARAN PADA TU – 2A
Tenaga motor arus searah tergantug pada jumlah putarannya .Oleh karna itu pilihlah tingkat transisi dari pengerak pulley sedemikian , sehingga jumlah putaran motor berada pada jenjang daya guna optimal ( daerah biru)
Contoh :
Jumlah putaran pemotongan kasar 600 putaran/menit.
Jumlah putaran pemotongan halus 800 putaran/menit.
Tingkat trasmisi optimal :AC L dengan posisi pulley AC 2, anda berada pada jenjang yang tak sesuai






MENDAPATKAN HARGA PEMOTONGAN
1. Mendapatkan jumlah putaran anda mengetahui
 Diameter benda kerja
 Kecepatan potong yang dianjurkan.
Dari tabel anda dapat memilih jumlah putarannya ,contoh menunjukkan :
 Diameter benda kerja 40 mm
 Kecepatan potong 150 mm/menit..
 Jumlah putaran 1200 putaran /menit.
2. Mendapatkan Kecepatan asutan dalam mm/menit
 Diameter benda kerja .
 Ketentuan asutan dalam putaran /menit.
Dari tabel anda dapat memilih asutan dalam mm/menit.
Contoh menunjukkan :
 Jumlah putaran 1200 putaran /menit.
 Asutan 0,06 mm/menit.
TIPE-TIPE MESIN CNC
a. Mesin CNC Plasma
Mesin CNC Pemotong Plasma menggunakan kendali numerik untuk mengatur senter pemotong plasma. Plasma ini dihasilkan dengan melewatkan gas melalui suatu busur listrik. Gas ini diionisasikan oleh busur dengan temperatur sangat tinggi pemotongan busur diproduksi, yang mana dibolehkan untuk pemotongan logam besi dan bukan besi. Mesin tric plasma secara tepat akan memotong halus. Akibat bagian dari lempengan plasma.
b. Mesin CNC Pembentuk Pegas
Membuat pegas dengan memotong plasma dengan menggulung plat atau baja pegas menjadi potongan/bagian-bagian kompleks melalui penggunaan cetakan. Cetakan ini dipastikan oleh control numeris dan dapat deprogram untuk bagian yang berbeda dan ukuran pegas. Mesin ini dapat secara otomatis memproduksi ribuan pegas tiap jam.
c. Mesin CNC Laser Pemotong
Sangat mirip dengan pemotong plasma, mesin CNC laser menggunakan lampu koheren sebagai pemotong
d. Mesin CNC Vertikal
Pusat permesinannya adalah fris vertical yang menggunakan pengatur posisi secara vertical control numeris dan pengganti peralatan untuk membuat bagian mesin yang kompleks dalam satu penyetelan.
e. Mesin CNC Horizontal
Mesin fris yang dikontrol numeris, dilengkapi dengan kemampuan yang dimiliki pusat permesinan horizontal.


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAUSAN PAHAT:
1. Bahan pahat dengan bahan BK
Bahan yang digunakan sebagai benda kerja perlu diketahui tingkat kekuatan bahan sehingga kita dapat menentukan jenis pahat yang harus digunakan. Apabila bahan pahat digunakan tidak sesuai dengan jenis pahatnya, pahat akan cepat rusak.
2. Fluida pendingin
Diperlukan untuk mengurangi pengaruh panas akibat gesekan yang terjadi antara pahat dengan BK. Dimana panas ini akan mengakibatkan keausan pada bagian tepi atau sisi pahat.
3. Kedalaman pemakanan
Semakin dalam pemakanan, maka pahat akan menerima beban lebih dari bagian yang akan dibuang. Gesekan yang terjadi pun akan lebih besar dan hal ini akan menyebabkan umur pahat lebih pendek.
4. Kecepatan asutan
Kecepatan asutan yang tinggi akan membuat pahat menerima beban lebih sehingga pahat cepat aus.
ALAT PENCEKAM
 Batang-batang Pencekam
Dipasang langsung pada mesin tergantung benda kerjanya.

 Cekam Rahang Tiga
Untuk pencekaman benda kerja bulat

 Cekam Rahang Empat
Untuk pencekaman benda kerja bulat, segiempat, segi delapan secara sentris.





SISTEM PENGUKURAN

Pada system pengukuran untuk mesin CNC ditentukan syarat-syarat sebagai berikut:
Sistem pengukuran harus memiliki kecepatan ukur lebih besar dari pada kecepatan eretan
Harus mempunyai resolusi / jarak ukur dari 1:10 ( resolusi pada panjang ukur 1 meter )
Harus tertutup dengan baik terhadap desakan masuk cairan pendingin geram-geram.
Harus tahan terhadap getaran-getaran dan pengaruh medan elektromagnetik yang kuat.
Harus tahan terhadap ketajaman tegangan listrik disebabkan oleh kendali thyristor dan arus awalan yang besar dari motor-motor penggeraknya.
Harga-harga harus terjaga pada kelambatan waktu yang minimal.

Sementara waktu ini, terdapat perkembangan bermacam-macam system pengukuran yang memiliki cirri khas kebaikan dan keburukannya. Kita dapat membagi sisitem pengukuran pada :
Tempat pengukuran : 1. Langsung
2.Tidak langsung
Metode pengukuran : 1. Mutlak (absolute)
2. Penambahan ( Inkramental & absolute )
Penambahan ( inkramental & selisih )
Jenis sinyal pengukuran : 1. Analogi
2.Digital

A. Sistem pengukuran langsung
Pada system pengukuran langsung,pemindahan langsung pada eretan itu diukur,
Untuk itu perlu diketahui kekurangan telitian dari batangnya dengan melepas hubungan-hubungannya .Sekitar kelonggaran mekanis tidak dapat diberikan oleh metode pengukuran itu,hal itu bisa mengakibatkan kelakuan penggerak yang kurang stabil (bolak – balik ).















Pemberian harga-harga pengukuran adalah secara magnetic atau pemberi impuls yang langsung dipasang sebagai pengukur pada eretan itu, jadi system ini dilakukan jika posisi pemindahan atau pemutaran bagian mesin secara langsung diukur pada bagian mesin itu sendiri.

B. Sistem pengukuran tak lansung
Pada system ini pengukuran tidak didapatkan secara langsung pada empat eretan mesin,tetapi pada sebuah suku bagian pemindahan mekanik, misalnya batang penjalan peluru.Hal itu mengundang resikom bahwa kelonggaran dan luring telitian dari penggeraknya berpengaruh pada pengaturan posisi.
Keuntungan dan kerugian system pengukur tak langsung:
a. Keuntungan:
 Pemungut /pengambil ukuran berputar jauh lebih murah dari pada system pengukuran linier/translasi, terutama penggaris-penggaris ukuran yang panjang sangat mahal.
 Montase dan pemeliharaan system pengukurannya mudah.
 Sistem pengukuran hanya memerlukan sedikit ruangan.
 Dinamika mesin eretan dan yang disebutlangkah mati eretan berada diluar lingkungan pengukuran.

b. Kerugian pada pengukuran ini,yaitu kurang teliti:






C. Sistem pengukuran digital mutlak
Dengan system ini dapat diukur tiap momen posisi dari eretan itu dalam harga bilangan mutlak. Untuk itu digunakan cakera kode berjalur banyak atau penggaris yang memberi bilangan mutlak dimana saat tegangan jatuh tidak hilang. Kode yang dipasang pada penggaris ukuran adalah binary (biner).
a. Keuntungan:
o Sistem inimpunys ketelitian pengukuran dan penyampaiannya yang tinggi.
o Posisi eretannya dapat dibaca secra langsung.
o Tidak ada langkah yang merugikan posisi-posisi eretan pada pemberhentian pekerjaan dan jatuhnya tegangan .
b. Sinyal pengukuran Digital
o Penggari-penggaris yang berukuran mahal.
o Pada penggesran titik nol harus dilakukan perhitungannya.



D. Sinyal pengukuran Digital
Pada sinyal, kita menggunakan sinyal-sinyal “ya” atau “tidak” atau dalam bentuk “1” dan “0”. Dalam satu penambahan digital tidak ada harga-harga antara sinyal itu berubah secara meloncat terhadap posisi eretannya.



E. Sistem pengukur Optik digital dengab metode penambahan
Dengsn system ini (penambahan merupakan posisi/bagian-bagian kecil) jalan yang ditempuh posisi sebelumnya dapat diukur .Pada skala
pengukuran itu dibuat raster garis-garis kecil.





Perbedaan antara INP + REV dan INP + PWR
INP + REV yaitu : Tanda alarm menghilang,program diganggu artinya pada saat terjadi kesalahan maka program akan berhenti dan program kembali keawal (penggagalan program). Sedangkan INP + PWR yaitu Berhenti antara artinya pada saat terjadi kesalahan program akan berhenti tetapi program dapat dilanjutkan dan tidak mulai dari awal lagi.








BAB III
DATA MESIN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN

3.1. DATA MESIN CNC TU-2A
FORMAT BLOK DAN FUNGSINYA
 Format blok G
G 00 = Gerakan cepat
( N…/ G 00 / X ±…/ Z ±…)
G 01 = Interpolasi lurus / tirus
( N…/ G 01 / X ±…/ Z ±…/ F…)
G 02 = Interpolasi ¼ lingkaran berlawanan arah jarum jam
( N…/ G 02 / X ±…/ Z ±…/ F…)
G 03 = Interpolasi ¼ lingkaran searah jarum jam
G 04 = Waktu tinggal diam
( N…/ G 03 / X ±…/ Z ±…/ F…)
( N…/ G 04 / X ±…)
e. G 21 = Blok kosong
( N…/ G 21)
f. G 24 = Penetapan radius pada program (honga)
( N…/ G 24)
g. G 25 = Teknik produksi.
( N…/ G 25 / L )
h. G 27 = Perintah melompat
( N…/ G 27 / L )
i. G 33 = Pemotongan ulir dengan kisar yang sama
( N…/ G 33 / Z ±…/ K )
j. G 64 = Motor asutan tidak berarah
( N…/ G 64 )
k. G 65 = Pelayanan kaset
( N…/ G 65 )
m. G 66 = Program antara K 232
= ( N…/ G 66 )
n. G 73 = Sudut pemboran
( N…/ G 73 / Z ± …/ F )
o. G 78 = Siklus pengguliran
( N…/ G 78 / Z ± …/ F )
p. G 81 = Siklus pemboran
( N…/ G 81 / Z ±…/ F )
q. G 82 = Siklus pemboran diam
( N…/ G 82 / Z ±…/ F )
r. G 83 = Siklus pemboran dengan penarikan
( N…/ G 83 / Z ±…/ F )
s. G 84 = Siklus pembubutan dengan memanjang
( N…/ G 84 / Z …/ F )

 FORMAT BLOK M
a. M 00 = Program berhenti
( N…/ M 00)
b. M 03 = Menjalankan spindel utama
( N…/ M 03)
c. M 05 = Spindel utama berhenti
( N…/ M 05)
d. M 06 = Penghitungan panjang pahat
( N…/ X ±…/ Z ±…)
e. M 07 = Titik tolak pengatur
f. M 30 = Program berhenti
( N…/ M 30)
g. M 11 = Melepas penjepit
( N…/ M 11)
h. M 12 = Kode sinkronisasi
( N…/ M 12)
i. M 99 = Parameter lingkaran
( N…/ M 99 / i ±…/ k ±…)
j. M 98 = Kompensasi kelonggaran
( N…/ M 98 / X ±…/ Z ±…)
TANDA ALARM DAN CARA MENGATASINYA
Tanda alarm adalah bentuk informasi bagi operrator untuk mengenali jenis masalah yang timbul akibat kesalahan operasi,sehingga akan lebih mudah dalam mengatasinya.Bila alarm muncul kita tidak dapat melanjutkan opersi apapun sebelum alarm tersebut dihapus.
Cara menghapus alarm
Menekan tombol INP + REV maka alarm akan tampak pada layar monitor dalam bentuk kode dan keterangan singkat sebagai berikut :
A 00 : Kesalahan pemasukan kode fungsi G
Fungsi Jalan 00-95
A 01 : Kesalahan pemasukan nilai parameter
Lingkaran
X :  5999 Z : 32760
I : 5999 K : 22700
A 02 : Kesalahan pemasukan nilai X
X : 0 -  5999
A 03 : Kesalahan pemasukan nilai asutan
F : 2 – 499
G 94 : mm/menit
G 95 : 1/1000 mm/menit
A 04 : Kesalahan pemasukan nilai Z
Z : 0 -  32760
A 05 : M 30 belum ditulis
A 06 : Putaran spindel terlalu besar
A 08 : Disket/pita telah penuh atau belum diformat
atau rusak
A 09 : Program tidak ada/kesalahan nama program
A 10 : Program terproteksi
A 11 : Salah Jalan
A 12 : Salah pengecekan
A 13 : Pengalihan dari mm ke inc


























3.2 .ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Kunci catok (kunci L), untuk mengunci pencekam benda kerja
2. Jangka sorong, untuk menentukan dimensi yang diperlukan benda kerja.
3. Pahat potong
4. Fluida pendingin

BAHAN YANG DIGUNAKAN
bahan yang digunakan adalah aluminium berbentuk silinder dengan dimensi :
Dimensi : 36 mm
Panjang : 60 mm

60
Ø36















BAB IV
ANALISA PROGRAM DAN PERHITUNGAN
MESIN CNC TU-2A

ANALISA PROGRAM ABSOLUT
LEMBAR PROGRAM ABSOLUT

N G
(M) X
(F) (D) Z
(K) F
(L) (T) (D) KET
000 92 4600 500 120
001 90
002 M03
003 00 3600 00 120
004 84 3400 -3750 120
005 84 3200 -3750 120
006 84 3000 -3750 120
007 84 2800 -2400 120
008 84 2600 -2250 120
009 84 2400 -2150 120
010 84 2200 -2100 120
011 84 2000 -2050 120
012 84 1800 -2000 120
013 84 1600 -2000 120
014 84 1400 -750 120
015 84 1200 -650 120
016 84 1000 -550 120
017 84 800 -500 120
018 84 600 -500 120
019 84 500 -500 120
020 84 300 -50 120
021 00 00 00 120
022 03 500 -250 120
023 00 500 -500 120
024 03 1600 -1050 120
025 00 1600 -1650 120
026 01 1500 -1650 120
027 01 1500 -2000 120
028 00 1600 -2000 120
029 00 1600 -1050 120
030 01 1400 -2000 120
031 03 3000 -2800 120
032 01 2900 -3750 120
033 00 3600 -3750 120
034 00 3600 00 120
035 M05
036 M30

B. PENJELASAN PROGRAM ABSOLUT
G 92 : Pergeseran titik referensi
X : 4600 Z : 500
G 90 : Pemrograman absolut
M 03 : Spindel berputar
G 00 : Gerakan cepat
X : 3600 Z : 00
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 3400 Z : -3750
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 3200 Z : -3750
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 3000 Z : -3750
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 2800 Z : -2400
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 2600 Z : -2250
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 2400 Z : -2150
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 2200 Z :-2100
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 2000 Z : -2050
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 1800 Z : -2000
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 1600 Z : -2000
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 1400 Z : -750
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 1200 Z : -650
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 1000 Z : -550
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 800 Z : -500
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 600 Z : -500
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 500 Z : -500
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : 300 Z : -50
G 00 : Gerakan cepat
X : 00 Z : 00
G 03 : Interpolasi searah jarum jam
X : 500 Z : -250
G 00 : Gerakan cepat
X : 500 Z :-500
G 03 : Interpolasi searah jarum jam
X : 1600 Z -1050
G 00 : Gerakan cepat
X : 1600 Z :-1650
G 01 : Interpolasi lurus/tirus
X : 1500 Z :-1650
G 01 : Interpolasi lurus/tirus
X : 1500 Z :-2000
G 00 : Gerakan cepat
X : 1600 Z :-2000
G 00 : Gerakan cepat
X : 1600 Z :-1050
G 01 : Interpolasi lurus/tirus
X : 1400 Z :-2000
G 01 : Interpolasi lurus/tirus
X : 2900 Z :-3750
G 00 : Gerakan cepat
X : 3600 Z :-3750
G 00 : Gerakan cepat
X : 3600 Z :-00
M 05 : Spindel mati
M 30 : Program Berakhir













ANALISA PROGRAM INKRAMENTAL
LEMBAR PROGRAM INKRAMENTAL
N G
(M) X
(F) (D) Z
(K) F
(L) (T) (D) KET
000 92 500 500 120
001 91
002 M 03
003 00 -500 -500 120
004 84 -100 -3750 120
005 84 -200 -3750 120
006 84 -300 -3750 120
007 84 -400 -2400 120
008 84 -500 -2250 120
009 84 -600 -2150 120
010 84 -700 -2100 120
011 84 -800 -2050 120
012 84 -900 -2000 120
013 84 -1000 -750 120
014 84 -1100 -650 120
015 84 -1200 -550 120
016 84 -1300 -500 120
017 84 -1400 -500 120
018 84 -1500 -500 120
019 84 -1550 -500 120
020 84 -1650 -50 120
021 00 -1800 00 120
022 03 250 -250 120
023 00 00 -250 120
024 03 550 -550 120
025 00 00 -600 120


026 01 -50 00 120
027 01 00 -350 120
028 00 50 00 120
029 00 00 950 120
030 01 -100 -950 120
031 03 800 -800 120
032 01 -50 -950 120
033 00 350 00 120
034 00 00 3750 120
035 M05
036 M30

B. PENJELASAN PROGRAM INKRAMENTAL
G 92 : Pergeseran titik referensi
X : 500 Z : 500
G 91 : Pemrograman inkramental
M 03 : Spindel berputar
G 00 : Gerakan cepat
X : -500 Z : -500
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -100 Z : -3750
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -200 Z : -3750
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -300 Z : -3750
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -400 Z : -2400
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -500 Z : -2250
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -600 Z : -2150
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -700 Z : -2100
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -800 Z : -2050
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -900 Z : -2000
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -1000 Z : -750
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -1100 Z : -650
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -1200 Z : -550
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -1300 Z : -500
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -1400 Z : -500
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -1500 Z : -500
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -1550 Z : -500
G 84 : Siklus pembubutan dengan memanjang
X : -1650 Z : -50
G00 : Gerakan cepat
X : -1800 Z : 00

G 03 : Interpolasi searah jarum jam
X : 250 Z -250
G00 : Gerakan cepat
X : 00 Z :-250
G 03 : Interpolasi searah jarum jam
X : 550 Z -550
G00 : Gerakan cepat
X : 00 Z :-600
G 01 : Interpolasi lurus/tirus
X : -50 Z : 00
G 01 :Interpolasi lurus/tirus
X : 00 Z : -350
G 00 : Gerakan cepat
X : 50 Z : 950
G 01 :Interpolasi lurus/tirus
X : -100 Z : -950
G 03 : Interpolasi searah jarum jam
X : 800 Z :-800
G 01 : Interpolasi lurus/tirus
X : -50 Z : -950
G 00 : Gerakan cepat
X : 350 Z :00

G 00 : Gerakan cepat
X : 00 Z : 3750
M 05 : Spindel mati
M 30 : Program berakhir














BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Mesin CNC TU-2Aadalah mesin yang dioperasikan dengan menggunakan kontrol numeric, type dua absis
2. Perbedaan CNC TU-2A dan mesin bubut konvensional :
 pengerjaan yang dilakukan CNC lebih rumit dari mesin bubut
 CNC TU-2A dapat digunakan untuk produksi massa dengan waktu pengerjaan lebih singkat
 Ketelitian produk lebih akurat dari mesin bubut konvensional
3. Sistem persumbuan mesin CNC TU-2A adalah sumbu x untuk arah lintasan pahat secara melintang, sumbu z untuk arah lintasan pahat secara horizontal.
-x

-z +z


+x
4. Program ada 2 jenis yaitu :
 Program Absolut
Titik-titik yang harus dicapai oleh pahat bubut dalam proses pembubutan selalu diukur dari ujung BK.
 Program Inkramental
Harga-harga pemograman dimasukkan secara berantai.Titik referensi nol untuk setiap informasi jalannya yaitu posisi aktual ujung pahat.
5. Jenis – jenis pengerjaan pada mesin CNC diantaranya, busi, mur, baut, souvenir dan lain-lain.
6. Bagian – bagian utama CNC TU-2A :
 Motor penggerak dan pulley
 Badan Mesin
 Eretan
 Monitor

B. SARAN-SARAN
1. Dalam membuat program dan pengerjaan BK, praktikan diarahkan agar kesalahan BK tidak terjadi.
2. Menjelaskan dengan baik bagian-bagian mesin CNC TU-2A dan menunjukkan bagiannya pada mesin.






















PAHAT DAN PERPAHATAN
Pemrogram pada pembuatan program, tidak saja harus mengetahui jenis pahat/alat potong dan kemungkinan penggunaannya, melainkan juga harus mengetahui posisi-posisi pahatnya.
Pada dasarnya dikenal beberapa jenis pahat diantaranya :
Pahat Sisi kanan
Pada saat penggunaan, sudut pemasangan  = 93 pahat dipasang lurus.
Digunakan untuk beberapa jenis pengerjaan :
 Pembubutan memanjang, melintang, menyudut sampai dengan  90
 Pembubutan bentuk tidak boleh melebihi 30 jika tidak, tidak ada sudut
 Pembubutan Radius
Pahat Sisi Kiri
Sudut kelonggaran  93 bila pahat dipasang lurus.
Jenis pengerjaannya :
 Pembubutan memanjang, melintang tirus dengan  93 dalamnya pemotongan tidak boleh melebihi 0.3 mm karena ujung potong tidak lagi memotong.
 Membubut bentuk  minimal harus 2 dan  maksimal 30
 Radius
Pahat Netral
Contoh penggunaannya dengan  90
 Pembubutan Memanjang menyudut
Sudut maksimal 60
Sudut bebas 2.5
 Pembubutan bagian radius
Tangen busur lingkaran tidak boleh melebihi 60
Pahat sudut ulir luar kananUntuk luar kanan Pahat temple Untuk kisar 0.5-1.5 mm.Sudut apit 60
Pahat Alur : Lebar pahat tempel : 1.2
Dalamnya alur maksimal : 1.5 mm
Pahat potong HSS:
Lebar mata pahat 3.5 m
Pahat ulir dalam kanan
Mulai dari diameter dalam 14 mm
Pahat tempel :
Untuk kisar 0.5 – 1.5 mm
Sudut apit 60
Pahat Dalam
 Sudut pemotongan maksimal pada pembubutan masuk 90. Tetapi dalamnya pemotongan maksimal hanya 0,3 mm
 Sudut pemotongan pada pembubutan keluar 30

Jenis-jenis pahat



Perbedaan mesin konvensional dengan mesin CNC TU 2A

Mesin konvensional:
 Sistem pengerjaan secara manual
 Hasil yang didapatkan kurang teliti
 Dapat memproduksi dalam jumlah kecil
 Menggunakan waktu yang cukup lama
Mesin CNC TU 2A:
 Sistem pengerjaan secara system computer
 Hasil yang didapatkan teliti
 Dapat memproduksi dalam jumlah banyak
 Menggunakan waktu yang singkat

Perbedaan antara INP + REV dan INP + PWR
INP + REV yaitu : Tanda alarm menghilang,program diganggu artinya pada saat terjadi kesalahan maka program akan berhenti dan program kembali keawal (penggagalan program). Sedangkan INP + PWR yaitu Berhenti antara artinya pada saat terjadi kesalahan program akan berhenti tetapi program dapat dilanjutkan dan tidak mulai dari awal lagi.


BAB IV
ANALISA PROGRAM DAN PEMBAHASAN
MESIN CNC TU 3A
4.1. ANALISA PROGRAM ABSOLUT
A. LEMBAR PROGRAM ABSOLUT
N G
(M) X
(F)(D) Y
(J)(S) Z
(K) F
(L)(T)(D) KETERANGAN
000
92 -300 -300 300 60
001 M03
002 90
003 00 2500 300 300 60
004 01 2500 300 -300 60
005 02 400 2500 -300 60
006 02 2500 4700 -300 60
007





007 02 4700 2500 -300 60
008 02 2500 400 -300 60
009 00 400 2000 300 60
010 01 400 2000 -300 60
011 02 2553 2789 -300 60
012 M99 i=0 j=3350 k=0 60
013 02 4706 2000 -300 60
014 M99 i=0 j=3350 k=0 60
015 00 1350 650 300 60
016 01 1350 650 -300 60
017 03 2712 2289 -300 60
018 M99 i=0 j=3350 k=0 60
019 02 3991 1318 -300 60
020 M99 j=0 j=2350





=2350 k=0 60
021 02 3060 1490 -300 60
022 M99 i=0 j=2600 -300 60
023
5 00 3950 4150 300 60
024 01 3950 4150 -300 60

025
02 3019 3978 -300 60
026 M99 i=0 j=2600 k=0 60
027 02 4298 3599 -300 60
028 M99 i=0 j=2350 k=0 60
029 03 2936 3310 -300 60
030 M99 i=0 j=3350 k=0 60
031 00 2936 3310 300 60
032 M05
033 M30




















BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

1. Mesin CNC dioperasikan dengan membuat program yang kemudian diinput kedalam computer dengan seluruh proses pengerjaan hingga menghasilkan benda kerja dilakukan dengan cara komputerisasi.
2. Secara garis besar.jenis-jenis perintah pada mesin CNC meliputi:
a. Perintah jalan, yang dinyatakan dengan symbol G yang diikuti dengan nilai tertentu yang setiap nilai memiliki nilai tertentu.
b. Perintah tambahan yang dinyatakan dengan symbol M yang diikuti dengan nilai tertentu yang setiap nilainya memiliki fungsi tertentu.
3. Pada mesin CNC TU-3A terdapat 2 macam program yaitu:
a. Absolut.
b. inkramental
4. Peralatan yang dilakukan atau digunakan pada mesin CNC TU-3A meliputi peralatan utama misalnya kepala lepas dan peralatan Bantu missal kuas untuk membersihkan geram.
5. Kebutuhan dunia industri akan mesin CNC kedepan akan semakin banyak melihat tingginya permukaan, ketelitian, efisien, waktu dan biaya yang dimiliki oleh mesin ini.























5.2. SARAN-SARAN
1. Sebaiknya mesin-mesin CNC yang ada dilaboratorium dapat digunakan semua pada saat praktikum, agar praktikan lebih mengerti dan memahami cara-cara penggunaan mesin tersebut tanpa harus menunggu praktikan lain selesai.
2. Sebaiknya laboratorium CNC dibersihkan dan juga mesin-mesin CNC
3. Sebaiknya mesin yang rusak dirperbaiki ,agar memperlancar praktikum.









B.PENJELASAN LANGKAH PROGRAM ABSOLUT
092 :Penentuan titik referensi pada posisi x=-300,y=-300,z=300
090 :Pemrograman titik absolute
M03 :Spindel frais hidup
G00 :Gerakan cepat posisi x=2500,y=300,z=300
G01 :Interpolasi lurus pada posisi x=2500,y=300,z=-300
G02 :Interpolasi melingkar searah jarum jam pada posisi
x=400,y=2500,z=-300
G02 :Interpolasi melingkar searah jarum jam pada posisi
x=2500,y=4700,z=-300
G02 :Interpolasi melingkar searah jarum jam pada posisi
x=4700,y=2500,z=-300
G02 :Interpolasi melingkar searah jarum jam pada posisi
x=2500,y=400,z=-300
G00 :Gerakan cepat posisi x=400,y=2000,z=300
G01 :Interpolasi lurus pada posisi x=400,y=2500,z=-300


G02 :Interpolasi melingkar searah jarum jam pada posisi
x=2553,y=2789,z=-300
M99:Parameter dari interpolasi melingkar dengan posisi i=0,j=3350,k=0
G02 :Interpolasi melingkar searah jarum jam pada posisi
x=4706,y=2000,z=-300
M99:Parameter dari interpolasi melingkar dengan posisi i=0,j=3350,k=0
G00 :Gerakan cepat posisi x=1350,y=650,z=300
G01 :Interpolasi lurus pada posisi x=1350,y=650,z=-300
G03 :Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam pada posisi
x=2712,y=2289,z=-300
M99 : Parameter dari interpolasi melingkar dengan posisi
i=0,j=3350,k=0
G02 :Interpolasi melingkar searah jarum jam pada posisi
x=3991,y=1318,z=-300


M99 : Parameter dari interpolasi melingkar dengan posisi
i=0,j=2350,k=0
G02 :Interpolasi melingkar searah jarum jam pada posisi
x=3060,y=1490,z=-300
M99 : Parameter dari interpolasi melingkar dengan posisi
i=0,j=2600,k=0
G00 :Gerakan cepat posisi x=3950,y=4150,z=300
G01 :Interpolasi lurus pada posisi x=3950,y=4150,z=-300
G02 :Interpolasi melingkar searah jarum jam pada posisi
x=3019,y=3978,z=-300
M99 : Parameter dari interpolasi melingkar dengan posisi
i=0,j=2600,k=0
G02 :Interpolasi melingkar searah jarum jam pada posisi
x=4298,y=3599,z=-300
M99 : Parameter dari interpolasi melingkar dengan posisi
i=0,j=2350,k=0
G03 :Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam pada posisi
x=2936,y=3310,z=-300
M99 : Parameter dari interpolasi melingkar dengan posisi
i=0,j=3350,k=0
G00 :Gerakan cepat posisi x=2936,y=3310,z=300
M05 :Spindel frais mati
M30 :Program berakhir













4.2.ANALISA PROGRAM INKRAMENTAL
A.LEMBAR PROGRAM INKRAMENTAL
N
G
(M) X
(F) (D)
Y
(J) (S) Z
(K) F
(L) (T) (D)
KETERANGAN











































4.3 PEMBHASAN UMUM
A. PEMBAHASAN UMUM
M99 VS G02/G03
Penentuan nilai pada M99 dilakukan dengan mengidentifikasi X dan Z dalam arah I dan k. Titik pusat lingkaran selalu menjadi titik awal dalam inkramental. Jika diambil contoh Po akan bergerak ke Pz, maka gunakan G02 dan M99.
x

Po
i x R
a α P1
k z z
b

a = R cos α k = R cos β
b = R sin α x = a-i
I = R sin β z = k-b

Pada mesin CNC TU 3A, G03 adalah pergerakan interpolasi melingkar melawan arah jarum jam ,sehingga M99 juga akan bergerak melawan arah jarum jam.
G02 digunakan untuk menentukan arah pemakanan berlawanan arah jarum jam ,G02 dalam hubungan dengan M99 adalah apabila pemakanan mencapai atau tepat sudut 90o atau dengan kata lain diameter sumbu x sama dengan diameter sumbu z,maka pemakanannya tidak memerlukan bantuan M99 sekalipun . Namun apabila pemakanannya tidak mencapai sudut 90o,atau dengan kata lain antara diameter x tidak sama dengan diameter z ,maka kita memerlukan bantuan M99 untuk mencapai titik pemakanan tesebut .Karena apabila tanpa menggunakan M99 pemakanan terhadap titik yang ingin kita capai akan sulit kita dapatkan karena kita tidak mengetahui nilai x danz. Dengan menggunakan M99 kita dapat mengetahu atau mencari nilai x dan z dengan pasti.Jadi menggunakan M99 disini akan sangat mambantu untuk mendapatkan interpolasi melingkar melawan arah jarum jamdengan baik.
Pada mesin CNC TU 2A,G03 adalah pergerakan interpolasi melingkar searah jarum jam ,sehingga M 99 juga akan bergerak searah jarum jam misalnya :




x

Po
i x R
a α P1
k z z
b

a = R cos α k = R cos β
b = R sin α x = a-i
I = R sin β z = k-b

G03 digunakan untuk interpolasi melingkar searah jarum jam , sebagaimana dengan G02 ,hubungan antara M99 dengan G03 adalah apabila pemakanannya mencapai sudut 90o atau dengan kata lain diameter x sama dengan diameter z maka G03 dapat diselesaikan tanpa bantuan M99 ,karena nilai x dan z dapat dicari sehingga dapat melakukan memakan dengan tepat . Kalau pemakanannya kurang dari 90o atau diameter x tidak sama dengan diameter z, maka digunakan M99 untuk mencari nilai x dan z.


4.3 PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN UMUM
Sebenarnya kecepatan putaran spindel dengan ketahanan pahat secara langsung tidak ada pengaruhnya ,tetapi jika dikaitkan dengan kedalaman pemakanan dengan hantaran pahat maka akan berpengaruh terhadap ketahanan pahat.
Jika kecepatan putaran spindel cepat sedang kedalaman pemakanannya juga besar maka pahat otomatis mudah patah dan rusak.Tetapi jika kedalaman pemakanan deselesaikan dengan hantaran pahat dan juga kecepatan putaran spindel yang lambat maka ketahanan pahat dapat dijaga.











B.PEMBAHASAN KHUSUS
Grafik hubungan putaran motor dengan kehalusan dan kekasaran benda kerja :
Tenaga motor tergantung pada jumlah putarannya oleh karena itu pilihlah penggerak transmisi dipergerak pulley sedemikian sehingga putaran motor berada pada jejang daya guna optimal (daerah biru ),hal itu terjadi karena adanya perbedaan ukuran piringan antara motor penggerak dengan spindel,dimana ukuran diameter piringan spindel lebih kecil dari ukuran piringan motor penggerak ,sehingga pada BC1 jumlah putaran bisa mencapai 150 meskipun posisi sabuknya hanya 42,begitu seterusnya pada BC2,BC3,AC1,AC2,AC3.












BAB V
PENUTUP

5.1.KESIMPULAN
1. Teori – teori mengenai mesin CNC TU 2A dapat diaplikasikan pada produksi massal dengan tingkat ketelitian yang tinggi khususnya pada pembuatan produk seperti mur,baut,dll.
2. Bagian – bagian utama CNC TU-2A :
Motor penggerak dan pulley
Badan Mesin
Eretan
Monitor
3. Perbedaan program absolute dan program inkramental
 ABSOLUT
Titik-titik yang harus dicapai oleh pahat bubut dalam proses pembubutan selalu diukur dari ujung BK.
Kelebihannya adalah bila diinginkan perubahan suatu titik,maka titik lainnya tidak berubah (mudah dikontrol).
Kekurangannya adalah lebih lama dalam hal pembuatan program (efesiensi waktu).
 INKRAMENTAL
Harga-harga pemograman dimasukkan secara berantai.Titik referensi nol untuk setiap informasi jalannya yaitu posisi aktual ujung pahat.
Kelebihannya adalah waktu yang dibutuhkan dalam pembuatannya singkat.
Kekurangannya adalah jika ingin merubah suatu titik maka semua titik berikutnya akan berubah.

4.Jenis-jenis pengerjaan pada mesin CNC diantaranya ,mur,baut,souvenir ,dll















BAB V
PENUTUP

5.1.KESIMPULAN
1. Perbedaan program absolute dan program inkramental
 ABSOLUT
Titik-titik yang harus dicapai oleh pahat bubut dalam proses pembubutan selalu diukur dari ujung BK.
Kelebihannya adalah bila diinginkan perubahan suatu titik,maka titik lainnya tidak berubah (mudah dikontrol).
Kekurangannya adalah lebih lama dalam hal pembuatan program (efesiensi waktu).
 INKRAMENTAL
Harga-harga pemograman dimasukkan secara berantai.Titik referensi nol untuk setiap informasi jalannya yaitu posisi aktual ujung pahat.
Kelebihannya adalah waktu yang dibutuhkan dalam pembuatannya singkat.
Kekurangannya adalah jika ingin merubah suatu titik maka semua titik berikutnya akan berubah.

2.Jenis-jenis pengerjaan pada mesin CNC diantaranya ,mur,baut,souvenir ,dll
3.Mesin CNC dapat digunakan untuk produksi dalam jumlah massal karena waktu pengerjaan yang sangat singkat.
4.Standar ukuran semua produk tidak berubah-ubah atau konstan ,dikendalikan oleh suatu program yang sama.
5.Aplikasi untuk mesin TU 2A adalah kita dapat memproduksi mur,baut ,dll

1 komentar:

  1. Harrah's Resort Atlantic City Casino & Hotel - DRM
    Get the งานออนไลน์ best 보령 출장마사지 deals on Harrah's Resort Atlantic City Casino & Hotel in Atlantic City starting at $98. 전라남도 출장안마 Save up to 60% 강원도 출장샵 off with our Hot Rate deals 경주 출장마사지 when booking a last

    BalasHapus